PT Rifan Financindo - Memiliki kaki ramping dan jenjang jadi impian banyak wanita. Namun, sebuah penelitian baru menemukan bahwa memiliki kaki gemuk atau lebih banyak jaringan lemak di kaki membuat orang cenderung tak memiliki masalah tekanan darah tinggi. Hal ini yang membedakan lemak kaki dari lemak pada bagian lain tubuh manusia.
“Meskipun kami tahu dengan pasti bahwa lemak di sekitar pinggang merusak kesehatan, tidak demikian halnya dengan lemak pada kaki. Jika Anda memiliki lemak di sekitar kaki, kemungkinan besar itu bukan hal yang buruk dan bahkan mungkin melindungi Anda dari hipertensi, menurut temuan kami,” kata peneliti utama Aayush Visaria, melansir laman New York Post. Visaria menjelaskan, jika hasil ini dikonfirmasi oleh penelitian yang lebih besar dan lebih kuat, dan dalam penelitian yang menggunakan metode pengukuran yang mudah diakses seperti lingkar paha, maka terdapat potensi untuk memengaruhi perawatan pasien.
Baca juga :
Sebelumnya, penelitian terhadap lemak kaki sempat terabaikan karena lemak pinggang lebih mendapat perhatian. Visaria mengatakan, seperti halnya pengukuran lingkar pinggang digunakan untuk memperkirakan jumlah lemak perut, pengukuran lingkar paha juga bisa jadi cara, meski sedikit rumit dan belum banyak diteliti pada populasi di AS.
Penemuan mengenai kaki gemuk ini dipresentasikan pada pertemuan virtual American Heart Association untuk penelitian hipertensi pekan lalu. Melibatkan 6.000 Orang dalam Survei Untuk mencapai kesimpulan ini, para peneliti menganalisis data pada kurang lebih 6.000 orang dewasa yang terdaftar dalam survei kesehatan nasional 2011-2016. Mereka melihat persentase jaringan lemak kaki peserta dalam kaitannya dengan tiga jenis tekanan darah dan menemukan bahwa mereka yang memiliki persentase lemak kaki lebih tinggi cenderung tidak memiliki semua jenis tekanan darah tinggi. Bahkan ketika para peneliti menyesuaikan data mereka untuk usia, jenis kelamin, ras, etnis, pendidikan, merokok, penggunaan alkohol, kadar kolesterol, lemak pinggang, dan risiko tekanan darah tinggi, kesimpulan pada penelitian ini pun masih dianggap benar bahwa lemak di kaki memiliki manfaat kesehatan. Hal ini menambah perbincangan yang berkelanjutan di komunitas ilmiah tentang pentingnya lokasi lemak di tubuh, dan memahaminya dalam istilah lain di luar kuantitas. “Pada akhirnya, apa yang kami catat dalam penelitian ini adalah diskusi lanjutan tentang 'Bukan hanya seberapa banyak lemak yang Anda miliki, tetapi di mana lemak itu berada,'” kata Visaria, yang merupakan mahasiswa kedokteran tahun ke empat di Sekolah Kedokteran Rutgers New Jersey. PT Rifan Financindo. Sumber : Liputan 6
0 Comments
Rifanfinancindo - Konsumsi suplemen vitamin menjadi salah satu cara untuk meningkatkan imunitas tubuh di masa pandemi. Meski begitu, asupan sayur dan buah pun juga harus tetap tercukupi.
Dokter spesialis gizi klinik Cut Hafiah dalam siaran dialog dari Graha BNPB, Jakarta beberapa waktu lalu mengatakan bahwa di masa pandemi, memang banyak orang yang membeli suplemen vitamin seperti vitamin C dan D. "Sebenarnya seperti vitamin C yang terserap dalam tubuh itu hanya 200 sampai 300 miligram, dari bahan makanan sumber pun jika kita makan 5 sampai 6 porsi sayur dan buah setiap hari, itu kandungan antioksidan dan kandungan vitamin C-nya cukup tinggi," kata Hafiah, dikutip Minggu (13/9/2020).
Baca juga :
"Jadi jika ingin mengonsumsi (vitamin), konsumsilah dengan dosis minimal seperti 75 sampai 200 miligram," tambahnya.
Makan Sayur dan Buah Menurut Hafiah, angka kecukupan vitamin C pada dewasa berkisar antara 75 hingga 95 miligram. Ia memberikan contoh, makan tiga buah kiwi sudah mampu memberikan seseorang 40 sampai 50 miligram vitamin. "Itu sudah hampir mencukupi, ditambah sayur dan buah lainnya sebenarnya itu sudah cukup, dan ditambah makan makanan sehat lainnya," kata Hafiah. Apabila dikonsumsi secara berlebihan, vitamin yang berlebih dalam tubuh tidak akan terserap hingga akhirnya terbuang bersama urin. "Yang paling penting adalah selain mengonsumsi suplementasi, kita lengkapkan dulu asupan makanan sehat dan seimbang lalu boleh ditambahkan asupan vitamin C, vitamin D, ataupun omega 3 jika kita memang berinteraksi di luar atau tidak work from home." Rifanfinancindo. Sumber : Liputan 6
Rifan Financindo - Kentut, terutama jika terdengar dan berbau bisa membuat malu. Namun, kentut sangat berperan penting untuk kesehatan Anda. Ahli kesehatan bahkan mengatakan, kentut belasan kali setiap hari adalah hal yang normal dan justru mengindikasikan kesehatan usus besar.
"Kentut memberi tahu kita banyak hal tentang kesehatan pencernaan kita. Sebenarnya sangat normal untuk buang angin lebih dari belasan kali sehari. Kurang buang angin justru menunjukkan berkurangnya keragaman bakteri saluran pencernaan bagian bawah," ujar Kelly Jones MS, RD, CSSD, LDN, dari Kelly Jones Nutrition, seperti dilansir dari MensHealth. Memiliki mikrobioma yang beragam penting untuk kesehatan yang baik dalam banyak hal, termasuk peningkatan mood dan kinerja kebugaran, kesehatan jantung yang lebih baik, dan sistem kekebalan yang lebih sehat.
Baca juga :
Berikut ini manfaatnya kentut yang mungkin belum Anda ketahui:
1. Memberitahu kebutuhan karbohidrat kompleks tercukupi "Pola makan yang kaya akan kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan, dan biji-bijian telah lama dikaitkan dengan manfaat kesehatan, dan perut kembung yang sehat dapat menjadi indikasi dari hal ini," kata Jones. Karbohidrat kompleks terdiri dari fermentasi serat, pati resisten, dan oligosakarida yang merupakan makanan untuk bakteri baik di saluran pencernaan bagian bawah. Gas adalah produk sampingan hasil dari fermentasi ini, dan itulah yang Anda keluarkan dan Anda sebut dengan kentut. Jadi, setiap kali Anda kentut sekaligus, hal ini memberitahu Anda bahwa usus Anda sehat dan Anda memiliki mikrobioma baik yang membantu mempertahankannya. 2. Meningkatkan kesehatan usus besar Sebagaimana dijelaskan pada poin sebelumnya, kentut dapat membuat usus Anda senang dan menurunkan risiko komplikasi usus besar di kemudian hari. "Jika menahan kentut, dampak jangka pendeknya yaitu dapat membatasi motilitas usus, menyebabkan ketidaknyamanan pencernaan, nyeri dan bahkan sembelit," kata Jones. Itu artinya, membiarkan kentut lepas dapat membuat usus besar Anda bergerak teratur dan Anda pun merasa nyaman. “Dalam jangka panjang, sembelit yang teratur meningkatkan risiko divertikulitis (infeksi usus besar),” katanya. Jadi, jangan menahan kentut terlalu lama, lepaskanlah jika harus. 3. Membantu makan lebih baik Anda tentu tidak ingin buang angin terlalu sering atau terlalu jarang. Dengan mengetahui makna buang angin berbau busuk, Anda dapat memperbaiki pola makan. "Jika Anda sering kentut dan sering berbau busuk, itu mungkin mengindikasikan diet Anda terlalu kaya protein, gula, atau lemak jenuh dibandingkan karbohidrat sehat dan lemak nabati. Ini mungkin juga terjadi jika diet Anda kaya akan pemanis buatan dan alkohol gula," kata Jones. Ini mungkin hasil dari makanan sehat juga, seperti telur kaya sulfur atau brokoli. Tetapi jika Anda tidak memakannya dan gas Anda masih sangat bau, sebaiknya Anda mengevaluasi keseimbangan asupan protein, gula, dan lemak jenuh yang Anda konsumsi. 4. Membantu mengidentifikasi intoleransi makanan Kentut belum tentu mengeidentifikasi kalau Anda intoleransi terhadap sesuatu yang dikonsumsi. Namun, ada baiknya menyelidiki sedikit sebelum Anda berkonsultasi dengan ahli gastroenterologi atau ahli gizi yang berspesialisasi dalam masalah gastrointestinal. “Kesulitan kentut, kembung yang menyakitkan, atau gas yang berbau tidak sedap dapat mengindikasikan intoleransi makanan,” kata Jones. Namun, jika makanan yang tidak Anda konsumsi secara teratur menyebabkan gas, seperti kacang-kacangan atau kembang kol, mungkin bakteri usus baik Anda sedang menyesuaikan diri dengan makanan baru saat mereka memfermentasi karbohidrat. Beri tubuh Anda sedikit kesempatan untuk lebih memahami makanan sebelum Anda memutuskan untuk tidak memakannya. “Seringkali,asupan makanan ini yang lebih teratur selama beberapa minggu mengarah pada keseimbangan bakteri yang lebih sehat dan produksi gas yang lebih sedikit,” Jones menjelaskan. Tetapi jika bukan itu masalahnya dan kembung yang tidak nyaman serta gas yang berbau tidak sedap tetap ada saat Anda mengonsumsi makanan tertentu, konsultasikanlah dengan dokter. Rifan Financindo. Sumber : Liputan 6
PT Rifan Financindo - Banyak ahli yang mengkhawatirkan mengenai potensi menurunnya fungsi organ seperti paru-paru, akibat terserang infeksi virus corona penyebab COVID-19.
Profesor Menaldi Rasmin, Guru Besar Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan bahwa apabila pasien COVID-19 hanya mengalami gejala ringan, mungkin saat sembuh ia akan bisa bekerja seperti sedia kala. "Tetapi kalau sudah keburu berat, tentu kita semua dapat membayangkan bahwa paru kita mengalami gangguan yang mungkin dapat meninggalkan bekas yang menetap," kata Menaldi dalam sebuah konferensi pers virtual beberapa waktu lalu, ditulis Jumat (11/9/2020).
Baca juga :
Menaldi mengatakan, mereka yang pernah melewati kondisi berat dari COVID-19 mungkin akan sedikit lebih mudah lelah atau tidak akan seproduktif sebelumnya.
Di kesempatan yang sama, dokter spesialis paru Erlina Burhan juga mengatakan bahwa kelainan pasca COVID-19 tergantung dari luasnya lesi, komplikasi yang terjadi, serta keberadaan komplikasi pada organ lain. Intervensi Sejak Awal Perawatan "Kalau kita bicara paru, kalau infeksinya terjadi sangat luas, lesinya luas dan juga badai sitokinnya terjadi, kita tahu salah satu hasil akhir dari badai sitokin dari pasien yang sembuh adalah terjadi fibrosis paru," kata Erlina yang juga merupakan Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Erlina menjelaskan, jika fibrosis terjadi luas maka bisa terjadi suatu penurunan fungsi paru. "Atau kalau pun tidak luas, pasien sesekali akan merasa tidak nyaman di parunya," tambah dokter yang berpraktik di RSUP Persahabatan ini. Untuk kondisi ini, Erlina mengatakan mungkin perlu pendekatan rehabilitasi medis pasca sembuh dari COVID-19. "Juga perlu diingat bahwa COVID ini juga menyerang organ lain seperti pembuluh darah, otot jantung, dan lain-lain. Ini mesti dipikirkan dari awal, pada saat pasien dirawat kita lihat kelainan apa saja yang terjadi dan dari awal sudah ada intervensi atau pendekatan sesuai dengan organ yang terlibat dalam upaya mengurangi gejala sisa pada saat pasien sudah sembuh." Menaldi mengatakan, kondisi semacam itu tidak seharusnya membuat seorang penyintas maupun semua orang menyerah. "Yang penting adalah berusahalah untuk tidak sakit dan kalau sampai sakit dan berat lalu sembuh kembali, berusahalah supaya itu menjadikan kita semangat agar kita tetap produktif," pungkasnya. PT Rifan Financindo. Sumber : Liputan 6
Rifanfinancindo - Menstruasi akan membawa serta beberapa gejala yang tidak menyenangkan bagi wanita, termasuk gas/kembung, diare, dan sembelit. Lantas, mengapa demikian?
Ya, hal ini memang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon dan proses kimia yang rumit hingga seorang wanita sering merasa tidak karuan saat menstruasi. Biasanya, saat tiba waktunya menstruasi, wanita akan mengalami "lonjakan" hormon progesteron, dan rendahnya hormon estrogen, yang merupakan penyebab beberapa gejala yang Anda miliki.
Baca juga :
"Hormon dalam siklus menstruasi, khususnya progesteron ini yang dianggap terkait dengan kembung," kata dokter obstetri dan ginekologi, Dr. G. Thomas Ruiz di MemorialCare Orange Coast Medical Center di Fountain Valley, California, seperti dikutip SheKnows.
"Progesteron menyebabkan perlambatan motilitas usus, yang menyebabkan sembelit," lanjutnya. Saat tiba menstruasi, bahan kimia yang disebut prostaglandin pun dilepaskan. Saat jumlah prostaglandin ini berlebihan, lanjut dr Thomas, maka dapat menyebabkan kram rahim dan ketidaknyamanan selama periode menstruasi. Dokter obsteri dan ginekologi lain, Sheryl A. Ross mengatakan, prostaglandin tidak hanya menyebabkan kram menstruasi, tetapi juga dapat memengaruhi usus Anda, hingga menyebabkan diare. Jadi bisakah rasa tidak nyaman ini berhenti? Makan sehat Ross menyarankan setiap wanita untuk melakukan beberapa hal ini:
Sumber : Liputan 6
Rifan Financindo - Peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) jatuh pada hari ini, 9 September 2020. Peringatan Haornas juga mengingatkan bahwa aktivitas fisik dapat dilakukan di rumah selama pandemi COVID-19. Ada beberapa gerakan yang mudah ditiru saat berolahraga di rumah.
Dokter spesialis kedokteran olahraga Michael Triangto menerangkan, pandemi COVID-19 memang mengubah aktivitas kehidupan kita sehari-hari. Namun, hal itu tidak dapat menjadi alasan buat kita untuk tidak berolahraga dan menjaga kesehatan tubuh. "Ada beberapa tips latihan olahraga yang mudah dan dapat dilakukan di rumah," kata Michael kepada Health Liputan6 melalui kiriman video, Rabu (9/9/2020).
Baca juga :
Pertama, dips. Caranya, duduk tegak dengan kedua kaki rapat dan pandangan menghadap ke depan. Letakkan kedua tangan di samping badan lalu posisikan bokong di depan kursi dengan posisi kedua lengan lurus pada siku dan menumpuk pada kursi.
Kontraksikan otot-otot lengan dan perut sebelum melakukan gerakan. Kemudian turunkan tubuh dengan melipat kedua siku sehingga bokong dalam posisi sedikit lebih rendah daripada kursi. Dilanjutkan mengangkat tubuh ke arah atas dengan meluruskan kedua siku kembali ke posisi awal tanpa mengubah posisi badan. "Buang napas pada saat melakukan gerakan. Di bagian akhir gerakan, kontraksikan otot lengan belakang. Tahan selama dua hitungan, tarik napas pada saat posisi badan kembali ke posisi awal secara bertahan. Ulangi gerakan olahraga ini masing-masing 3 set, dengan 8-10 kali," lanjut Michael. Push Up di Tembok/Dinding Gerakan kedua, lanjut Michael, dengan push up. Kita bisa melakukan push up dengan menumpu pada tembok/dinding. Pertama-tama, berdiri tegak dengan kedua kaki terbuka selebar bahu dan kedua tangan lurus dengan telapak tangan menyentuh dinding. Buka tangan selebar bahu dengan posisi kepala tetap lurus. Kontraksikan otot-otot dada dan perut sebelum melakukan gerakan. Kemudian lipat siku dan dorong dada ke arah dinding buang napas pada saat melakukan gerakan. Di bagian akhir gerakan, kontraksikan otot dada tahan selama dua hitungan. Tarik napas pada saat menekuk lengan ke posisi awal secara perlahan. Ulangi gerakan sebanyak 3 set masing-masing 8 sampai 10 kali repetisi. Russian Twist Pegang Bantal Gerakan ketiga, yakni russian twist. Duduk tegak dengan kedua kaki rapat dan pandangan menghadap ke depan. Pegang bantal, lalu posisikan kedua tangan lurus sejajar dada. Kontraksikan otot-otot perut sebelum melakukan gerakan. "Putar tubuh ke arah kiri dan kanan dengan pandangan mengikuti arah bantal. Buang napas pada saat gerak memutar. Di bagian akhir gerakan, kontraksikan otot perut samping, tahan selama dua hitungan," tambah Michael yang juga berpraktik di RS Mitra Keluarga Kemayoran Jakarta. "Tarik napas pada saat pinggang kembali ke posisi awal secara perlahan. Ulangi sebanyak 3 set masing-masing 8 sampai 10 kali repetisi." Back Up Gerakan keempat dengan back up. Caranya, duduk tegak dengan kedua kaki dibuka selebar bahu dan pandangan menghadap ke depan. Letakkan kedua tangan ke belakang dengan posisi punggung tangan menumpu di belakang badan. Kontraksikan otot-otot pinggang dan perut sebelum melakukan gerakan,. "Tekan edua lengan ke pinggang tanpa mengubah posisi badan. Buang napas pada saat melakukan gerakan. Di bagian akhir gerakan, kontraksikan otot pinggang dan punggung," ujar Michael. "Tahan selama 2 hitungan tarik napas pada saat lengan kembali ke posisi awal secara perlahan. Ulangi 3 set masing-masing 8 sampai 10 kali repetisi." Rifan Financindo. Sumber : Liputan 6
PT Rifan Financindo - Peneliti Rusia akhirnya mempublikasikan hasil studi awal dari vaksin COVID-19 yang sempat mereka klaim ampuh dan aman dalam mencegah penyakit akibat virus SARS-CoV-2 tersebut.
Sebelumnya, vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh para peneliti dari Gamaleya Research Institute of Epidemiology and Microbiology ini mendapat kritik usai pemerintah Rusia mengumumkan bahwa mereka secara resmi akan memberikannya kepada masyarakat luas tanpa tersedianya data lengkap. Dalam hasil studi yang dimuat di The Lancet, vaksin yang dijuluki "Sputnik V" ini telah melewati uji klinis tahap 1 dan 2 yang dilakukan pada 76 peserta sehat berusia 18 sampai 60 tahun. Penelitian ini dimulai pada 18 Juni hingga 3 Agustus di dua rumah sakit.
Baca juga :
Mengutip Live Science pada Senin (7/9/2020), ada dua bentuk vaksin COVID-19 yang digunakan dalam studi ini, masing-masing terbuat dari adenovirus yang dilemahkan.
Namun, percobaan ini tidak memasukkan kelompok kontrol atau pembanding yang menerima suntikan plasebo. Hal ini disadari oleh para peneliti sebagai batasan dari penelitian. Efek Samping yang Ditimbulkan Total, ada 18 relawan yang menerima satu formulasi dan 18 relawan menerima formulasi lainnya. 40 peserta lain mendapatkan keduanya. "Kedua formulasi vaksin ini aman dan ditoleransi dengan baik," tulis para peneliti dalam ringkasan temuan mereka dikutip dari The Lancet. Terkait efek samping, beberapa gejala yang paling umum ditemukan adanya nyeri di tempat suntikan, hipertermia atau naiknya suhu tubuh, sakit kepala, astenia (perasaan lelah fisik dan kurang bertenaga), dan nyeri otot serta sendi. "Kebanyakan efek samping ringan dan tidak ada efek samping serius yang terdeteksi," kata para peneliti. Mereka mengatakan, efek samping ini serupa dengan yang ditimbulkan vaksin adenovirus lain. Selain itu, semua peserta juga menghasilkan antibodi terhadap glikoprotein SARS-CoV-2. Masih Membutuhkan Studi Lebih Lanjut Para peneliti juga mencatat bahwa tingkat antibodi penetral lebih rendah ketimbang yang dilaporkan dari vaksin buatan Oxford atau Moderna. Namun, tingkatnya sebanding dengan jumlah antibodi yang dikembangkan secara alami oleh penyintas COVID-19. Naor Bar-Zeev, associate professor di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health dan Dr. Tom Inglesby, direktur dari Center for Health Security at the Bloomberg School of Public Health menyatakan dalam ulasannya bahwa hasil ini "menggembirakan namun kecil." "Imunogenisitas menjadi pertanda baik meskipun tidak ada yang dapat disimpulkan mengenai imunogenisitas pada kelompok usia yang lebih tua dan kemanjuran klinis untuk vaksin COVID-19 apa pun belum ditunjukkan." Peneliti pun mencatat bahwa masih dibutuhkan studi lebih lanjut terkait efektivitas dari vaksin ini untuk mencegah COVID-19. "Hasil keamanan hingga saat ini meyakinkan, tetapi penelitian sampai saat ini terlalu kecil untuk melaporkan efek samping serius yang tidak terlalu sering atau jarang terjadi," tulis mereka. PT Rifan Financindo. Sumber : Liputan 6
Rifanfinancindo - Gizi seimbang dapat diterapkan dalam mengatur isi piring anak mengingat pentingnya gizi seimbang. Terlebih, di masa pandemi COVID-19, daya tahan tubuh anak harus selalu terjaga guna mencegah paparan virus.
Ada beberapa pedoman yang dapat diikuti oleh orangtua agar dapat menyediakan makanan dengan gizi seimbang untuk buah hati. “Yang pertama, di dalam isi piring anak ada sumber pangan karbohidrat, ini untuk energi tubuh. Kemudian, ada protein, selain untuk pertumbuhan dan regenerasi sel, protein juga diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh,” ujar ahli gizi IPB Prof. Dr Ir. Sri Anna Marliyati, MSi, dalam diskusi daring Danone, Jumat (28/8/2020).
Baca juga :
Karbohidrat bisa didapat dari nasi, jagung, roti, sagu dan bahan lainnya. Sedang, protein bisa didapat dari telur, daging ayam, dan ikan.
Selain karbohidrat dan protein, asupan vitamin dan mineral juga harus ada dalam isi piring anak. Tak hanya sebagai zat pengatur berbagai proses metabolisme dalam tubuh, vitamin dan mineral juga dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh. Vitamin dan mineral ini bisa didapat dari berbagai macam buah dan sayur. Antioksidan Buah dan sayur dalam isi piring anak tidak hanya berkontribusi dalam memberikan asupan vitamin dan mineral, tapi juga sebagai penyedia berbagai macam antioksidan. “Pigmen atau pewarna alami dalam buah dan sayur adalah antioksidan yang sangat baik untuk tubuh. Misalnya dalam stroberi itu ada antosianin, kemudian di dalam tomat ada likopen, dan lain-lain.” Selain mengandung antioksidan, buah dan sayur juga mengandung serat yang berfungsi sebagai prebiotik atau makanan untuk mikroba yang ada di dalam saluran pencernaan. Mikroba yang baik dalam saluran pencernaan bisa tumbuh dan membuat pencernaan menjadi sehat. Pada akhirnya hal ini akan berpengaruh pada daya tahan tubuh. Rifanfinancindo. Sumber : Liputan 6
Rifan Financinado - Selama masa pandemi COVID-19 tak sedikit tenaga kesehatan (nakes) yang meninggal dunia. Hingga 25 Agustus lalu setidaknya ada 90 nakes yang dikabarkan meninggal dunia setelah melawan COVID-19.
Melihat kasus ini, pendiri Kawal COVID-19 Ainun Najib berpendapat bahwa ini adalah hal yang sangat menyedihkan. Mengingat, setidaknya ada 180 tenaga kesehatan baik itu dokter, dokter gigi, dan perawat yang meninggal dunia. “Patut diangkat terus dan terus. Setidaknya 180 (terdiri dari) dokter, dokter gigi, dan perawat yang sudah berpulang dan ini sebetulnya menyedihkan sekali,” ujar Ainun dalam webinar Kata Data, Kamis (3/9/2020).
Baca juga :
Nakes Sebagai Tameng Masyarakat
Falla Adinda, seorang dokter yang juga selebritis dunia maya, menjalankan tugasnya sebagai dokter relawan di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, yang menangani pasien Corona COVID-19 di Indonesia (Foto: Dokumen Pribadi) Ainun mengumpamakan bahwa tenaga kesehatan adalah tameng atau pelindung masyarakat dari paparan virus yang pertama kali dilaporkan di Wuhan, China tersebut. “Mereka adalah tameng kita dari wabah ini tapi justru kita sebagai bangsa tidak berhasil melindungi mereka. Baik kita sebagai masyarakat yang kurang disiplin mengikuti protokol kesehatan ataupun dari institusi yang seharusnya melindungi mereka.” Penyediaan alat pelindung diri (APD) dan berbagai macam protokol perlu ditinjau ulang dan ditingkatkan guna mengurangi risiko paparan virus pada nakes, katanya. “Penyediaan APD dan segala macam protokol yang diperlukan itu jelas perlu ditinjau kembali dan ditingkatkan kembali bagaimana supaya kita mencegah para dokter dan para perawat kita agar tidak gugur.” Rifan Financindo. Sumber : Liputan 6
PT Rifan Financindo - Jumlah kasus positif Covid-19 yang terus meningkat dan menimbulkan banyak korban jiwa mendorong berbagai pihak tergerak untuk bekerja sama menemukan obat Covid-19. Salah satunya adalah PT Bintang Toedjoe yang menggandeng Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk melakukan uji klinis obat herbal yang memiliki kandungan jahe merah sebagai imunomodulator Covid-19.
Kolaborasi perusahaan farmasi yang menghasilkan produk obat-obatan dan jamu seperti Bejo Jahe Merah dan Bejo Susu Jahe Merah bersama lembaga riset LIPI ini mendapatkan dukungan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Imunomodulator Abdi Wira Septama, peneliti dari Pusat Penelitian Kimia LIPI mengatakan secara terminologi, imunomodulator merupakan satu bahan yang dapat memodulasi atau mengatur sistem imunitas dengan cara menekan reaksi imun yang berlebihan.
Baca juga :
“Bahan tersebut kemudian meningkatkan reaksi imunitas dan dapat memperbaiki reaksi imunitas dalam keadaan tidak seimbang,” ujar Abdi Wira dalam Webinar bertema “Hoax atau Fakta : Uji Klinis jahe Merah sebagai Imunomodulator Covid-19”, Senin (31/8) lalu.
Lebih lanjut, Abdi menjelaskan secara tidak langsung imunomodulator mampu memodulasi sistem kekebalan tubuh atau imunitas, baik menstimulasi pada keadaan yang kekurangan atau memperbaiki reaksi imunitas pada keadaan tidak seimbang. Salah satu kekayaan alam Indonesia yang punya potensi untuk mempertahankan imunitas seseorang adalah jahe merah. "Mengenai potensi jahe merah untuk dikembangkan sebagai bahan imunomodulator atau obat imunomodulator, didasarkan dari hasil penelitian-penelitian dan juga data empiris dimana kita ketahui jahe merah secara tradisional telah digunakan sebagai obat dalam mengobati berbagai penyakit termasuk penyakit infeksi dan juga antiinflamasi," kata Abdi. Jahe merah, kata Abdi memiliki potensi dalam mengatur sistem imunitas alami sehingga berpotensi dikembangkan menjadi produk fitofarmaka melalui pembuktian secara klinis. Fitofarmaka adalah obat dari bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinis dan uji klinis. 'Kelas' fitofarmaka berada di atas Jamu dan Obat Herbal terstandar. Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik Badan POM RI, Mayagustina Andarini mengatakan hingga saat ini, obat yang masuk kategori fitofarmaka masih sangat terbatas karena memang membutuhkan effort lebih besar dan harus ada uji yang dilakukan pada manusia. "Covid-19 ini belum ada obatnya, oleh karena itu, satu-satunya cara untuk melawannya adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh kita, menyiapkan tubuh supaya imunnya menjadi meningkat," tutur Mayagustina.PT Rifan Financindo. Sumber : Liputan 6 |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
April 2021
Categories |