Rifanfinancindo - Sampah plastik begitu berbahaya. Ketika sampah plastik dibuang ke laut itu tak hanya memengaruhi ikan tapi juga berdampak negatif pada kadar oksigen yang dihasilkan bakteri yang berada di lautan.
Penelitian dari Macquarie University di Australia telah meneliti efek plastik pada jenis bakteri laut fotosintesis yang disebut Prochlorococcus. Temuan ini telah dipublikasikan dalam Jurnal Communications Biology. "Mikroorganisme kecil ini sangat penting untuk jaring makanan laut, berkontribusi pada siklus karbon, dan dianggap bertanggung jawab atas 10% dari total produksi oksigen global," kata rekan penulis Lisa Moore seperti dikutip Medicalnewstoday.
Baca juga :
Menurut Moore, spesies bakteri yang berada di lautan bertanggung jawab untuk memproduksi 10% oksigen yang kita hirup. Namun hampir tidak ada yang mengetahui tentang bagaimana bakteri laut, seperti Prochlorococcus, merespons polutan manusia.
2 Jeniis Prochlorococcus Pada penelitian ini, Tim dari Universitas Macquarie memaparkan dua jenis Prochlorococcus yang berbeda dengan bahan kimia yang telah diekstrak dari plastik. Hasilnya peneliti menemukan paparan bahan kimia tersebut secara signifikan mengurangi pertumbuhan dan fungsi bakteri dibandingkan dengan bakteri kontrol. Para peneliti mengamati perubahan dalam ekspresi gen bakteri, yang berarti bahwa gen tidak aktif dengan cara biasa untuk menghasilkan protein yang dibutuhkan. Menghasilkan Kadar Oksigen Lebih Rendah Yang paling penting, para peneliti menemukan bakteri yang terpapar bahan kimia plastik menghasilkan kadar oksigen yang lebih rendah daripada bakteri kontrol. "Data kami menunjukkan bahwa polusi plastik mungkin memiliki dampak ekosistem yang luas di luar efek yang diketahui pada makroorganisme, seperti burung laut dan kura-kura," kata Penulis utama Sasha Tetu "Jika kita benar-benar ingin memahami dampak penuh dari polusi plastik di lingkungan laut dan menemukan cara untuk mengatasinya, kita perlu mempertimbangkan dampaknya pada kelompok mikroba utama, termasuk mikroba fotosintetik." Rifanfinancindo. Sumber : Liputan 6
0 Comments
Rifan Financindo - Ada makanan yang harus dihindari saat puasa agar bau mulut tidak kian menyengat. Makanan yang berbau tajam sebaiknya tidak dimakan, baik saat berbuka puasa maupun sahur.
"Makanan berbau tajam, seperti jengkol, petai, bawang, dan durian harus dihindari saat puasa. Karena membuat bau mulut kian menyengat juga," ujar dokter gigi Dina Adrianti dalam talkshow "Menghilangkan Bau Mulut Saat Puasa" di Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan, ditulis Selasa (28/5/2019). Bagi pecinta jengkol dan petai mungkin tidak tahan dengan untuk memakannya saat berbuka puasa. Lantas bagaimana jika tidak tahan untuk memakannya?
Baca juga :
"Kalau enggak kuat (buat makan jengkol dan petai) gimana? Ya, sebenarnya sebaiknya lebih baik dihindari sih," lanjut Dina.
Bau tajam yang keluar dari petai dan jengkol cukup lama hilangnya. Hal ini bisa menimbulkan ketidaknyamaan, terlebih lagi saat puasa. Bau mulut tidak sedap yang biasa dialami saat puasa akan makin buruk. Cegah bau mulutAda cara mencegah bau mulut jadi terlalu menyengat saat puasa. Selain rajin sikat gigi, sebenarnya sebelum puasa, rongga mulut dipersiapkan kebersihannya. "Dibersihkkanl bila ada karang gigi. Karang gigi yang menumpuk membuat gusi meradang. Saat kita menggosok gigi mudah pendarahan. Ini bisa sebabkan bau mulut," Dina melanjutkan. Salah satu penyebab bau mulut adalah kurangnya cairan air ludah di dalam mulut, yang menjadikan mulut kering. Jika kebersihan gigi dan mulut terjaga, tapi bau mulut masih terbilang menyengat. Itu bisa disebabkan cairan yang kita minum terlalu sedikit. "Jadi, sebelum imsak, minum air putih yang banyak," ujar dokter yang berpraktik di RS Anak Bunda Harapan Kita Jakarta. Rifan Financindo. Sumber : Liputan 6
PT Rifan Financindo - Pemakaian obat kumur saat puasa boleh saja. Namun, tidak boleh digunakan setiap hari.
Dokter gigi Dina Adrianti menyampaikan bahwa obat kumur diperlukan pada kondisi tertentu saja. Misalnya, obat kumur untuk membantu mengatasi sariawan. "Pemakaian obat kumur yang terus menerus akan berdampak buruk. Lama-lama mulut bukannya segar, tapi muncul masalah baru, yakni jamur," lanjut Dina dalam talkshow "Menghilangkan Bau Mulut Saat Puasa" di Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan, Senin (27/5/2019).
Baca juga :
Jadi, gunakan obat kumur sesekali saja saat dibutuhkan. Aturan ini tidak hanya berlaku saat puasa, juga pada hari-hari biasa.
Jaga kebersihan mulut Dina menambahkan, pemakaian obat kumur hanya pelengkap kebersihan mulut saja. Seseorang yang sebenarnya rajin menjaga kebersihan mulut dan gigi, seperti rajin menggosok gigi tidak terlalu memerlukan obat kumur. "Kalau dia bisa menjaga kebersihan mulut. Menjaga rongga mulut tetap bersih itu sudah cukup," tambah dokter yang sehari-hari praktik di RS Anak Bunda Harapan Kita Jakarta. Kebersihan mulut juga terjaga dengan memerhatikan kondisi gigi, apakah ada lubang dan karang gigi. Jika ada lubang dan karang gigi, bau mulut bisa terjadi. PT Rifan Financindo. Sumber : Liputan 6
Rifanfinancindo - Apabila selama ini sereal menjadi pilihan sarapan bagi beberapa orang, namun seorang ahli gizi di New York, Amerika Serikat mengatakan bahwa Anda lebih baik mengonsumsi pizza di pagi hari.
Dilansir dari Men's Health pada Minggu (26/5/2019), ahli gizi, Chelsey Amer mengatakan bahwa karbohidrat yang terkandung dalam pizza lebih baik untuk sarapan ketimbang hanya mengonsumsi sereal. Amer mengatakan, sereal memiliki kandungan gula yang tinggi. Hal ini membuat nutrisi yang terkandung di dalamnya tidak terlalu baik. Selain itu, dia menyatakan bahwa kekurangan protein dan lemak sehat sama saja berkontribusi pada nutrisi yang buruk.
Baca juga :
"Anda mungkin terkejut mengetahui bahwa sepotong pizza rata-rata dan semangkuk sereal dengan susu murni mengandung jumlah kalori yang hampir sama," kata Amer pada laman The Daily Meal. Dianggai Lebih Bikin Kenyang Topping Pizza Cerminkan Kepribadian (Sumber: istockphoto)Meskipun mengandung jumlah kalori yang hampir sama, Amer mengatakan bahwa pizza akan menjamin Anda lebih kenyang. Ini karena kandungan protein yang jauh lebih besar untuk dikonsumsi di pagi hari. "Akan membuat Anda lebih kenyang dan meningkatkannya sepanjang pagi," kata Amer. Selain itu, dia menambahkan bahwa sepotong pizza mengandung lebih banyak lemak dan lebih sedikit gula ketimbang sereal. "Jadi, Anda tidak akan mengalami tabrakan gula yang sangat cepat," katanya. Pizza Belum Tentu Lebih Baik Meski begitu, tidak semua pizza dan sereal memiliki kandungan yang hampir sama atau lebih sehat satu dibanding yang lain. Editor nutrisi di Health, Cynthia Sass mengatakan bahwa sarapan pagi setiap orang bisa berbeda-beda preferensi antara satu dengan yang lain. Bahkan, ada kondisi di mana sereal bisa lebih baik ketimbang pizza. "Sereal yang terbuat dari biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan buah-buahan serta susu organik yang berbasis organik atau nabati adalah pilihan yang lebih baik ketimbang pizza yang sarat akan lemak dan terbuat dari daging olahan seperti pepperoni di atas tepung putih," kata Sass. Karena itu, untuk sarapan, tetap memilih makanan yang bergizi dan bernutrisi sesuai dengan kebutuhan Anda. Tidak harus sereal atau pizza, meski tidak ada salahnya sesekali mengonsumsi dua makanan ini di pagi hari. Rifanfinancindo. Sumer : Liputan 6
Rifan Financindo - Setelah melewati masa kritis perawatan kanker kelenjar getah bening, Ustaz Arifin Ilham mengembuskan napas terakhirnya di di Penang, Malaysia pada Rabu, 22 Mei 2019 malam. Kepergian ustaz ternama ini membuat publik Tanah Air ikut berduka.
Kanker kelenjar getah bening yang diidap Arifin Ilham termasuk stadium 4A. Kanker terjadi karena pertumbuhan sel-sel yang tak terkendali pada salah satu atau beberapa kelenjar getah bening di dalam tubuh. Dokter Resthie Rachmanta Putri dari KlikDokter pernah menuliskan bahwa sel-sel kelenjar getah bening bersifat ganas serta merusak jaringan di sekitarnya. Akibatnya, kelenjar getah bening tak mampu berfungsi menjaga daya tahan tubuh sebagaimana mestinya.
Baca juga :
Berikut ini beberapa fakta kanker kelenjar getah bening yang berhasil dirangkum Health Liputan6.com.
1. Punya dua jenis Berdasarkan American Cancer Society, kanker dapat muncul di kelenjar getah bening dengan dua cara, yakni kanker bisa berada langsung di kelenjar getah bening atau menyebar dari organ tubuh lain lalu menyasar ke kelenjar getah bening. Kanker kelenjar getah bening disebut limfoma. Ada dua jenis limfoma, yakni limfoma hodgkin (penyakit hodgkin) dan limfoma non-hodgkin. Limfoma hodgin adalah kanker yang berawal dari sel darah putih, yang dikenal dengan nama limfosit. Limfosit ini bagian dari sistem kekebalan tubuh. Limfoma non-hodgkin, kadang disebut limfoma adalah kanker kelenjar getah bening yang dimulai pada sel yang disebut limfosit, bagian dari sistem kekebalan tubuh. 2. Ditandai benjolan Gejala paling awal dikenali oleh penderitanya adalah timbulnya benjolan di bawah kulit. Kondisi tersebut tanda dari pembesaran kelenjar getah bening. "Benjolan paling sering ditemukan di leher, ketiak atau lipat paha. Biasanya benjolan kalau diraba terasa kenyal, tidak nyeri, dan warnanya sama dengan warna kulit di sekitarnya," tulis Resthie, dikutip dari KlikDokter, Rabu (23/5/2019). Adapun gejala umum lain meliputi demam yang tak terlalu tinggi dan berkepanjangan (terjadi selama lebih dari dua minggu, banyak berkeringat khususnya pada malam hari, mudah lelah, kehilangan nafsu makan, dan berat badan turun secara drastis 3. Lokasi kanker Jika kanker kelenjar getah bening terjadi pada kelenjar di dalam rongga dada, gejala yang paling sering dikeluhkan adalah sesak napas. Menurut Resthie, sesak napas yang dirasakan pada awalnya ringan. Tapi makin lama makin berat hingga dapat mengancam nyawa. Kanker juga bisa terjadi pada kelenjar getah bening di rongga perut. Keluhan yang paling sering dialami adalah perut makin membesar dan terasa begah. 4. Lebih rentan kena infeksi Seseorang yang mengalami kanker kelenjar getah bening akan lebih rentan kena infeksi dibandingkan orang yang sehat. Hal ini karena kelenjar getah beningnya tak mampu menjaga daya tahan tubuh. Lebih lanjut, kata Resthie, jika penderitanya mengalami infeksi, maka infeksi bisa berubah membahayakan dan sulit disembuhkan. 5. Perjalanan sel kanker Sel-sel kanker melepaskan diri dari tumor aslinya dan melakukan perjalanan ke organ tubuh lain melalui aliran darah atau sistem getah bening. Jika sel kanker melakukan perjalanan melalui sistem getah bening, maka sel-sel kanker mungkin berakhir di kelenjar getah bening. Ketika kanker tumbuh di dalam kelenjar getah bening akan memengaruhi kelenjar getah bening di dekat tumor itu sendiri. Menurut American Cancer Society, kelenjar getah bening secara normal itu kecil dan sulit ditemukan. Tetapi ketika ada infeksi, peradangan atau kanker, kelenjar getah bening bisa membesar. Kelenjar getah bening yang berada di dekat permukaan tubuh bisa diraba dengan jari. 6. Peradangan usai operasi Salah satu cara menyingkirkan kanker kelenjar getah bening dengan operasi. Operasi pengangkatan kelenjar getah bening bisa menimbulkan efek samping berupa peradangan. Kelenjar getah bening yang telah diangkat selama operasi ini meninggalkan bagian tubuh berbentuk cairan getah bening. Cairan getah bening pun terkumpul di organ tubuh yang alami kanker. Akibatnya, banyak pembuluh getah bening terhambat. Ini karena ketidakmampuan pembuluh getah bening menguras cairan getah bening. Kondisi ini disebut lymphedema, menurut American Cancer Society. Semakin banyak kelenjar getah bening yang diangkat, semakin besar potensi lymphedema terjadi. Dokter Suci Dwi Putri dari KlikDokter menyampaikan, bengkak pada bekas operasi kelenjar getah bening menandakan tanda-tanda radang yang dapat terjadi karena infeksi. "Saat ini, penanganan yang tepat adalah kembali kontrol untuk memeriksakan kondisi luka operasi kepada dokter bedah," ujarnya sebagaimana dikutip dari KlikDokter. Rifan Financindo. Sumber : Liputan 6
PT Rifan Financindo - Setelah minum kopi, Anda bisa saja ingin buang air besar (BAB). Ini dipengaruhi kopi dapat meningkatkan pergerakan usus. Para peneliti kini berhasil menunjukkan bukti sains spesifik bagaimana kopi memicu BAB.
Para peneliti di Texas berusaha mencari tahu, apa yang membuat kopi merangsang BAB. Jawabannya ternyata bukan karena efek kafein. Penelitian ini dipresentasikan di Digestive Disease Week (DDW) 2019. Para peneliti, memberi kopi pada tikus dan mencampurkan kopi dengan bakteri usus dalam cawan petri. Ini menemukan, kopi rupanya menekan bakteri dan meningkatkan motilitas (pergerakan) otot.
Baca juga :
"Ketika tikus diberi kopi selama tiga hari, kemampuan otot-otot di usus kecil untuk berkontraksi terlihat meningkat," papar peneliti Xuan-Zheng Shi dari University of Texas Medical Branch, Galveston, dikutip dari EurekAlert! Selasa (21/5/2019). "Menariknya, efek-efek ini bukan disebabkan kafein."
Ada perubahan pada bakteri ketika feses yang terekspos kopi dipelajari. Peneliti memeriksa komposisi tinja setelah tikus mencerna konsentrasi kopi yang berbeda selama tiga hari. 2 dari 3 halaman Jaringan otot terpapar kopi Kopi Jaringan otot terpapar kopi. copyright unsplash.com/Mike Kenneally Dalam studi, peneliti mendokumentasikan perubahan pada otot polos di usus kecil dan usus besar serta respons otot-otot tersebut ketika terpapar langsung dengan kopi. Hasil studi ini menunjukkan, ada pertumbuhan bakteri dan mikroba lain dalam tinja dari larutan 1,5 persen kopi. Pertumbuhan mikroba bahkan lebih rendah dengan larutan kopi sebesar 3 persen. Setelah tikus diberi kopi selama tiga hari, jumlah bakteri secara keseluruhan dalam tinja berkurang. Otot di usus bagian bawah dan usus besar tikus menunjukkan, peningkatan kemampuan berkontraksi selang beberapa saat minum kopi. Kopi merangsang kontraksi usus kecil dan usus besar, yang mana jaringan otot terpapar kopi. Penelitian klinis selanjutnya masih diperlukan untuk menentukan, apakah minum kopi mungkin menjadi pengobatan yang efektif untuk sembelit pasca operasi atau ileus--usus berhenti bekerja setelah operasi perut. PT Rifan Financindo. Sumber : Liputan 6
Rifanfinancindo - Bagi penderita asam lambung (Gastroesophageal Reflux Disease/GERD), ada cara mengolah makanan yang tepat selama puasa Ramadan. GERD, penyakit yang disebabkan oleh asam lambung yang naik ke kerongkongan bisa terjadi saat puasa, terutama jika tidak diikuti pola makan dan gaya hidup sehat.
“Ramadan merupakan bulan yang sangat penting bagi umat Muslim di Indonesia. Orang yang berpuasa membutuhkan pola makan seimbang dengan nutrisi yang tepat, terlebih jika mereka memiliki masalah asam lambung," ujar Head of Personal Health Philips Indonesia, Yongky Sentosa dalam keterangan yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Rabu (22/5/2019). Oleh karena itu, makanan yang disarankan untuk penderita asam lambung yaitu makanan yang mudah dicerna, tidak mengandung gas, dan lemak yang tinggi.
Baca juga :
"Pengolahan makanan diutamakan dengan cara direbus, dikukus, ditumis, dan menggunakan santan encer," ujar ahli gizi sekaligus Ketua Indonesia Sport Nutritionist Association, Rita Ramayulis. Yang perlu diperhatikan, makanan yang dikonsumsi penderita asam lambung harus mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi juga tidak merangsang naiknya asam lambung ke kerongkongan. Aturan makan yang tepat Pembagian makanan untuk penderita asam lambung adalah porsi kecil dan tidak boleh mengonsumsi makanan sekaligus dalam jumlah besar. Selama berpuasa, konsumsi makanan dibagi menjadi empat kali waktu makan, yaitu sahur, berbuka, makan malam, dan camilan malam. “Berbagai penelitian menjelaskan, berpuasa dapat mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dan teratur. Penderita GERD yang berpuasa dapat menurunkan gejala GERD mereka. Itu pun selama dilakukan dengan benar dan tidak makan berlebihan saat berbuka puasa. Berpuasa dengan cara-cara yang benar akan membantu mengatasi GERD,” tambah Rita. Jenis makanan tertentu dapat meningkatkan jumlah asam dalam lambung sehingga menimbulkan gangguan lambung. Ada beberapa kategori makanan yang dapat dihindari untuk mencegah kambuhnya penyakit. "Contohnya, makanan yang mengandung gas, kadar gula tinggi, dan makanan pedas harus dihindari karena dapat meningkatkan jumlah gas dan asam. Makanan yang tinggi serat, lemak, dan makanan yang sulit dicerna juga harus dikurangi karena dapat membuat kerja lambung lebih berat," lanjut Rita. 3 dari 4 halaman Gejala GERD Gejala GERD berupa sensasi terbakar atau nyeri pada bagian atas perut atau dada yang disebut juga dengan heartburn. Gejala lain yang mungkin muncul yakni mual, kembung, sakit saat menelan, mulut terasa asam, dan rasa tidak nyaman pada tenggorokan. Menurut Rita, faktor utama yang menjadi risiko penyakit GERD adalah pola makan, manajemen stres, dan pola tidur yang tidak tepat. Rifanfinancindo. Sumber : Liputan 6
Rifan Financindo - Minum jus buah bisa sama buruknya dengan mengonsumsi minuman tinggi gula seperti soda dan limun. Kandungan gula yang tinggi di dalam minuman tersebut disebut peneliti sebagai biang kerok penyebab masalah kesehatan.
Peneliti asal Amerika Serikat, untuk pertama kalinya, membandingkan efek jus buah murni dengan minuman dengan pemanis tambahan seperti minuman soda dan limun. Studi yang dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association (JAMA) ini menyebutkan ada persamaan antara konsumsi jus buah murni dengan minuman manis dalam meningkatkan kematian. Walau begitu, masih perlu dilakukan penelitian lanjutan terkait hal ini. Dari studi yang menganalisis kebiasaan minum 13.440 orang, selama enam tahun sejak awal penelitian ada 1.000 kematian dan 168 kematian kerana penyakit jantung koroner.
Baca juga :
"Studi ini menunjukkan konsumsi tinggi gula, termasuk yang ada di jus buah, terkait dengan meningkatnya angka kematian," kata peneliti yang berasal dari Emory University dan Atlanta University Amerika Serikat seperti mengutip laman Daily Mail, Senin (20/5/2019).
2 dari 3 halaman Kandungan gula dalam jus buah Jus jeruk | Via: istimewaPeneliti juga menyebutkan bahwa memang jus buah mengandung vitamin dan fitonutrien dibandingkan minuman bersoda dan limun. Namun, kandungan di dalamnya sama-sama ada air dan gula. "Meskipun gula dalam minuman soda itu ditambahkan selama pemrosesan, sementara gula dalam jus buah 100 persen itu alami, tapi tetap saja gula diproses tubuh dengan cara yang sama," kata penelti. Sehingga, minuman tinggi gula seperti jus mampu meningkatkan obesitas yang memang terbukti bisa meningkatkan risiko aneka penyakit. Selain itu, riset menunjukkan minuman tinggi gula meningkatkan resistensi insulin. 3 dari 3 halaman Jus Buah Identik sebagai 'Minuman Sehat'Ilustrasi jus jeruk peras (Sumber: Pixabay)Jus buah identik sebagai minuman sehat tapi jus buah murni apalagi yang diberi gula tambahan juga bisa buruk untuk tubuh. "Jus buah memang mengandugn vitamin dan serat, tapi manfaat kesehatannya hanya sedikit (dibanding makan buah langsung). Misalnya kandungan fitokimia dan antioksidan pada minuman yang sudah di jus hanya sedikit," kata Asisten Profesor di bidang nutrisi dan kesehatan University of Reading, Gunter Kuhnle. Minum jus buah itu lebih cepat dibandingkan makan buah secara langsung. Hal ini mungkin yang membuat seseorang jadi mengonsumsi jus buah lebih banyak. "Jus buah adalah pengganti yang tidak terlalu baik dalam menggantikan konsumsi buah harian, karena jus buah lebih mudah dikonsumsi. Misalnya begini, 150 ml jus jeruk itu dibuat dari dua jeruk. Saat dikonsumsi bakal lebih mudah minum jus jeruk dari makan dua jeruk," kata Gunter.
PT Rifan Financindo - Susu bisa menjadi salah satu menu pilihan buka puasa selama Ramadan. Menurut ahli gizi, dr Rizal Alaydrus MPH, ini disebabkan susu mengandung nutrisi yang lengkap, makro dan mikro, juga gula alami.
Dia, menjelaskan, nutrisi makro terdiri dari protein, lemak, dan karbohidrat. Sementara nutrisi mikro, vitamin dan beragam mineral. "Susu baik untuk membantu menjaga dan mempertahankan kondisi tubuh selama puasa," kata Rizal seperti dikutip dari rilis yang diterima Health Liputan6 pada Senin, 20 Mei 2019.
Baca juga :
Setelah menahan lapar dan haus selama belasan jam, lanjut Rizal, sangat disarankan untuk mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi. Minum susu dalam kondisi perut kosong sangat baik karena penyerapan zat gizi oleh tubuh lebih maksimal. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa saat ini, banyak sapi yang menghasilkan kandungan protein A1 karena adanya mutasi genetik. Adapula susu sapi yang hanya mengandung protein A2 yang didapat dari proses seleksi alami dengan melalui seleksi tes DNA, tanpa rekayasa genetik. Susu dengan protein A1 lebih mudah menyebabkan gejala mual, kembung, dan diare karena kandungan beta casein A1 dalam susu yang bereaksi dengan protein lainnya di dalam pencernaan. Gejalanya pun menyerupai intoleransi terhadap laktosa. Sementara susu sapi A2, menurut Rizal menyerupai human milk atau air susu ibu (ASI) karena kandungannya mudah dicerna dibandingkan susu sapi A1. Itu yang menyebabkan mengonsumsi susu sapi A2 umumnya tidak memunculkan gejala mual, kembung, hingga diare. Susu Segar Dia melanjutkan bahwa sapi A2 merupakan sapi yang telah diseleksi khusus melalui tes DNA yang menghasilkan susu dengan kandungan protein A2, senyawa protein alami pada susu sapi yang mudah dicerna tubuh, sama seperti komposisi protein dalam ASI. "Konsumen dapat menikmati susu ini dengan nyaman tanpa khawatir akan merasa mual atau kembung, sebagai minuman untuk berbuka puasa," ujar Rizal. Susu Alternatif Minuman Sehat Saat ini terdapat susu yang berasal dari sapi A2. Marketing Manager KIN, Anton Budiharjo, menjelaskan, susu merupakan salah satu alternatif minuman sehat yang baik untuk buka puasa. Namun, pihaknya menyadari kalau tidak semua orang bisa minum susu dengan nyaman. Anton menjamin produknya itu adalah susu segar dengan 100 persen sapi A2. "Protein A2 nyaman di perut dan tidak menyebabkan mual ataupun kembung," katanya. PT Rifan Financindo. Sumber : Liputan 6
Rifanfinancindo - Banyak orang awam yang berpikir untuk minum air putih lebih banyak ketika sedang mengonsumsi obat. Tujuannya agar residu obat segera dikeluarkan tubuh. Benar begitu?
Dokter spesialis gizi klinis Nul Ratna Mutu Manikam menjelaskan bahwa minum air putih 7-8 gelas per hari sudah bisa membuang residu obat dalam tubuh. "Semua obat itu dimetabolisme di hati, sisanya dibuang di ginjal lalu dikeluarkan lewat urine. Jadi, dengan kita memenuhi 7-8 gelas per hari itu sama dengan membantu membuang racun sisa obat-obatan tadi," kata Nurul usai acara bersama Danone Aqua di The Hermitage Jakarta Pusat.
Baca juga :
Aturan minum 7-8 gelas per hari ini berlaku bagi orang dengan fungsi ginjal normal. Jika, fungsi ginjal sudah tidak baik aturan asupan minum ini tidak berlaku.
"Mau dia minum obat atau enggak, residu akan terbuang dengan baik bila minum 7-8 gelas per hari. Asalkan fungsi ginjalnya baik, kalau tidak, kita tidak boleh pakai aturan ini," tutur wanita yang juga Ketua Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini. Pasien Hipertensi Makan Obat Lalu, pada pasien hipertensi yang mengonsumsi obat, Nurul mengungkapkan bahwa ada beberapa obat yang memang meningkatkan frekuensi buang air kecil. Asalkan fungsi ginjal pasien hipertensi ini baik, menggunakan aturan minum air 7-8 gelas per hari maka residu obat juga akan keluar lewat urine. "Namun, kalau ada gagal ginjal sudah lain lagi aturannya," kata Nurul tegas. Alangkah baiknya mendiskusikan dengan dokter mengenai cara aman mengonsumsi obat pada pasien dengan kondisi-kondisi tertentu. Sehingga khasiat di dapat, pasien pun bisa menjalani aktivitas dengan baik. Rifanfinancindo. Sumber : Liputan 6 |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
April 2021
Categories |