PT Rifan Financindo - Anda mungkin bertanya-tanya mengapa sekarang banyak orang yang mengalami obesitas. Padahal, zaman dulu orang gemuk tak sebanyak sekarang. Bahkan setiap tahun saja jumlah orang yang obesitas terus meningkat.
Sejak tahun 1975, tingkat obesitas telah meningkat tiga kali lipat secara global. Pada anak-anak, obesitas meningkat tujuh kali lipat. Wow! Kalau dibiarkan seperti ini, pada tahun 2030 sepertiga dunia akan kelebihan berat badan.
Baca juga :
0 Comments
Rifan Financindo - Dokter spesialis bedah ortopedi Basuki Supartono mengatakan bahwa osteoporosis atau pengeroposan tulang dapat dicegah salah satunya dengan mengonsumsi jus smoothie.
Ia pun menyebutkan berbagai bahan yang dapat dijadikan jus smoothie. Mulai dari buah-buahan, sayuran, hingga kacang-kacangan. Beberapa buah yang baik dijadikan jus smoothie untuk pencegahan osteoporosis yakni: -Jambu biji merah -Pisang -Belimbing -Mangga -Pepaya -Jeruk -Nanas -Kiwi -Stroberi -Alpukat -Bengkoang.
Baca juga :
PT Rifan - Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengatakan belum memiliki data yang cukup mengenai keparahan varian Omicron COVID-19. Data satu bulan terakhir malah menunjukkan ke arah tingkat hospitalisasi yang rendah.
"Kami memiliki beberapa data rujukan, yang menyebutkan bahwa jumlah orang yang masuk rumah sakit lebih rendah," kata Kepala Teknis WHO dalam penanganan pandemi COVID-19, Maria van Kerkhove dalam diskusi dengan media pada Rabu, 22 Desember 2021. Maria mengingatkan itu masih data awal. Belum bisa disimpulkan varian Omicron tidak lebih bahaya dan parah dari Delta. Hal ini mengingat varian ini belum beredar cukup lama di populasi dunia, terutama pada kelompok rentan.
Baca juga :
Jelang libur Natal dan Tahun Baru, Maria mengingatkan masyarakat dunia untuk tetap waspada menghadapi Omicron serta varian lain COVID-19.
"Kami meminta masyarakat berhati-hati, kami meminta negara-negara berhati-hati, terutama karena liburan akan datang," kata Maria mengutip Channel News Asia. Hasil Studi Awal: Terpapar Omicron Kecil Kemungkinan Masuk RS Sebuah penelitian awal di Afrika Selatan, salah satu negara yang melaporkan kejadian awal kasus Omicron, menunjukkan tingkat hospitalisasi yang rendah pada mereka yang terpapar varian B.1.1.529 ini. Penulis studi menduga salah satu kemungkinan angka hospitalisasi rendah pada pasien yang terpapar Omicron karena kekebalan yang tinggi dalam populasi. Pada sebagian masyarkat kini sudah banyak yang menerima vaksinasi COVID-19, lalu ada juga yang terpapar COVID-19 yang menimbulkan kekebalan alami. Mengingat manfaat vaksinasi COVID-19 yang besar, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam banyak kesempatan meminta negara-negara dunia agar tidak egois dalam penggunaan vaksin. Ia meminta negara-negara dunia menyerukan kesetaraan vaksin COVID-19 bagi semua. Bila ini terjadi bisa memunculkan harapan tahun depan pandemi berakhir. PT Rifan. Sumber : Liputan 6
PT Rifan Financindo Berjangka - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa vaksin Nusantara akan menjadi salah satu opsi untuk vaksinasi booster.
Selain vaksin Nusantara, vaksin-vaksin program Merah Putih yang dikembangkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan Baylor College, termasuk vaksin kerja sama antara Universitas Airlangga dengan Biotis Pharmaceutical, Kalbe Farma Genexine, serta JBio dan Ahui juga termasuk dalam opsi. Hal ini menyusul ditemukannya varian Omicron di Indonesia beberapa hari lalu. Pemerintah terutama tengah mengkaji pemberian vaksin booster dari vaksin-vaksin yang telah digunakan di Indoensia seperti Pfizer, Sinovac dan AstraZeneca.
Baca juga :
“Akan dilakukan revisi Perpres dan Permenkes dan pemerintah akan mengupayakan ini secepatnya dan proses ini sedang melakukan kajian dan sedang berproses di Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM),” kata Airlangga dalam Konferensi Pers PPKM secara daring, Senin (20/12) mengutip Antara.
Airlangga menambahkan, opsi vaksin dalam negeri untuk menjadi booster adalah arahan Presiden Joko Widodo. “Ini akan segera dimatangkan, disiapkan regulasinya termasuk regulasi daripada harga masing-masing vaksin tersebut,” ujarnya. Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan. Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita. Perlindungan Vaksin Dalam kesempatan lain, Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, sejauh ini sudah terdeteksi tiga pasien COVID-19 varian Omicron yang seluruhnya telah menerima vaksinasi dosis lengkap. "Ketiganya tidak menunjukkan gejala selama karantina. Tidak merasa sakit, demam, atau lainnya," tutur Nadia dalam keterangan tertulis Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) bersama Kemenkominfo dan KPCPEN, Selasa (21/12/2021) mengutip News Liputan6.com. Menurut Nadia, hal itu menunjukkan bahwa tubuh penerima vaksinasi dosis lengkap akan lebih kuat melawan COVID-19 varian Omicron. Selain itu, jenis mutasi virus Corona itu ternyata dapat menular meski seseorang telah menerima vaksinasi. "Diharapkan akhir Desember 2021 80 persen sasaran sudah mendapat vaksinasi dosis pertama dan 60 persen sasaran sudah mendapat vaksinasi dosis lengkap," jelas dia. Rencana Vaksin Booster Selain itu, lanjut Nadia, pemerintah juga berencana memulai vaksinasi dosis penguat atau booster bagi kelompok lanjut usia sebagai kelompok yang rentan terinfeksi. Ini dilakukan jika vaksinasi dosis lengkap sudah mencapai hampir seluruh populasi sasaran. Ia berharap, masyarakat tetap dapat membatasi mobilitas selama libur Natal dan Tahun Baru, juga selalu menerapkan protokol kesehatan secara ketat. PT Rifan Financindo Berjangka. Sumber : Liputan 6
PT Rifan Financindo - Banyak orang yang memilih meminum kopi saat merasa lelah namun ingin tetap terjaga. Padahal kopi tidak selalu bisa menjadi solusi yang baik bagi kesehatan.
Kandungan kafein dalam kopi memang dapat meningkatkan fokus dan kewaspadaan. Kafein juga bsia menyuntikkan energi serta semangat. Sebenarnya ada banyak cara sehat untuk membuat diri Anda terstimulasi ketika Anda merasa lelah. Bahkan, membuat perubahan terkecil dalam rutinitas harian Anda dapat membuat perbedaan besar dalam hidup.
Baca juga :
Rifan Financindo - Ada anggapan bahwa kehamilan bagi pengidap diabetes adalah hal yang berbahaya. Selain karena faktor risiko yang tinggi, diabetesi pun biasanya tidak disarankan hamil.
Dijelaskan dokter spesialis kebidanan dan kandungan, Nurida Memorisa Siagian bahwa sebenarnya perempuan dengan kondisi diabetes tetap boleh mengikuti program kehamilan, dengan syarat tertentu. "Gula darah harus terkontrol," kata Nurida dalam sebuah webinar pada Kamis, 16 Agustus 2021.
Baca juga :
Kadar gula darah normal saat kehamilan pada pasien diabetes adalah kurang dari 95 mg/dl saat puasa, dan kurang dari 140 mg/dl satu jam setelah makan.
Sementara selang dua jam sesudah makan, kadar normalnya adalah kurang dari 120 mg/dl. "Pengaturan dan pengukuran gula darah ini penting untuk menghindari komplikasi saat kehamilan," katanya. "Dan juga memengaruhi faktor kesuburan calon ibu," Nurida menambahkan. Jika Anda Menderita Diabetes, Anda Harus Membaca Ini! Mengontrol nafsu makan dan mengatur asupan menu yang sehat dan seimbang adalah keharusan bagi ibu hamil dengan kehamilan diabetes. "Ubahlah pola makan ke arah yang lebih sehat dengan cara perbanyak konsumsi buah, sayure, dan biji-bijian," kata Nurida. Anda juga bisa konsultasikan dengan ahli gizi untuk menjalankan diet sehat dan tepat. Selain itu, Anda juga perlu melakukan konsultasi dan pemeriksaan ke dokter terlebih dahulu. "Hal ini guna mencegah komplikasi kehamilan yang mungkin terjadi," katanya. Dan yang terpenting bagi calon ibu pengidap diabetes, berolahraga untuk menjaga kebugaran tubuh saat hamil adalah wajib. Olahraga yang disarankan antara lain, berjalan santai di pagi hari selama 30 menit, berenang selama 15-30 menit, bersepeda 2-4 km, sesuaikan dengan kemampuan tubuh. Rifan Financindo. Sumber : Liputan 6
PT Rifan - Diabetes menjadi salah satu penyakit tidak menular yang banyak terjadi pada orang Indonesia. Namun ternyata tak hanya itu, pasien yang mengalami hipertensi juga ternyata meningkat.
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian (Kemenkes) Kesehatan Republik Indonesia Prof. dr. Abdul Kadir mengungkapkan bahwa berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar Kemenkes 2018, diabetes melitus naik sekitar 6,7 persen dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. "Hipertensi juga mengalami peningkatan, naik 25,8 persen. Makin banyak orang hipertensi sekarang. Ya mungkin karena tekanan hidup, mungkin juga karena faktor lingkungan, faktor pekerjaan," ujar Abdul dalam Diskusi Publik Layanan Tatalaksana Penyakit Kronis Terintegrasi dan Inovatif ditulis Kamis, (16/12/2021).
Baca juga :
Berkaitan dengan hal tersebut, Abdul mengungkapkan bahwa Kemenkes berharap BPJS Kesehatan melalui prolanis (program pengelolaan penyakit kronis) dapat membantu pasien penyakit tidak menular seperti diabetes dan hipertensi.
"Saya harap prolanis ini betul-betul dikaji dan yang paling penting dilakukan evaluasi, apakah implementasi prolanis di lapangan sesuai dengan yang diharapkan," kata Abdul. "Jangan sampai programnya ada, tapi program di lapangannya tidak sesuai dengan yang kita harapkan," tambahnya. 6 Pilar Transformasi Berkaitan dengan penanganan kesehatan di Indonesia, Abdul mengungkapkan bahwa saat ini Kemenkes sedang menyusun transformasi sistem kesehatan yang diperkuat melalui keenam pilar tersebut. Keenam pilar tersebut adalah transformasi di bidang layanan primer, layanan sekunder, sistem layanan kesehatan, sistem pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, dan teknologi kesehatan. "Khusus untuk layanan transformasi primer itu dilakukan dengan memastikan bahwa layanan primer itu fokus untuk menciptakan orang sehat," kata Abdul. "Jadi bagaimana kita fokus menciptakan orang sehat, dan fokus pada langkah preventif dan promotif," tambahnya. PT Rifan. Sumber : Liputan 6
PT Rifan Financindo Berjangka - Menghabiskan waktu berkualitas dengan anjing, kucing, atau hewan peliharaan lain ternyata dapat berdampak positif pada suasana hati dan kesehatan Anda.
Hewan peliharaan bisa menjadi "obat stres" yang menenangkan dan menyenangkan. "Kami menemukan bahwa pemilik hewan peliharaan, rata-rata, lebih baik daripada bukan pemilik, terutama ketika mereka punya kualitas hubungan yang lebih tinggi dengan hewan peliharaan mereka," kata peneliti hewan peliharaan Allen R. McConnell PhD.
Baca juga :
Namun, mengenai kualitas hubungan antara pemilik dan hewan peliharaan, Allen mengatakan hal itu bervariasi antara satu orang dengan orang lainnya.
Melansir WebMed, berikut sejumlah manfaat memiliki hewan peliharaan bagi kesehatan Anda. 1. Jantung Lebih Sehat Anjing Anda mungkin membuat Anda lebih kecil kemungkinannya terkena penyakit jantung. Hal ini dikarenakan pemilik anjing lebih banyak berjalan dan memiliki tekanan darah lebih rendah daripada orang yang tidak memiliki anjing. Hewan peliharaan juga bisa baik untuk Anda jika Anda sudah memiliki masalah jantung. Menurut penelitian, orang yang selamat dari serangan jantung dan orang dengan irama jantung abnormal yang serius yang memiliki anjing hidup lebih lama daripada orang dengan masalah jantung yang sama yang tidak memiliki hewan peliharaan. 2. Penenang Stres Mengelus kucing atau anjing Anda terasa menyenangkan. Ini dapat menurunkan tekanan darah Anda, membantu tubuh Anda melepaskan hormon relaksasi, dan mengurangi kadar hormon stres. Ini juga menenangkan hewan peliharaan Anda, kata Alan Beck ScD, direktur Pusat Ikatan Manusia-Hewan di Universitas Purdue. 3. Suasana Hati Lebih Baik, Lebih Berarti Orang yang memiliki hewan peliharaan umumnya lebih bahagia, lebih percaya, dan tidak terlalu kesepian dibandingkan mereka yang tidak memiliki hewan peliharaan. Mereka juga lebih jarang mengunjungi dokter untuk masalah kecil. Salah satu alasannya mungkin karena hewan peliharaan Anda memberi Anda rasa memiliki dan berarti, kata McConnell. "Anda merasa memiliki kendali yang lebih besar atas hidup Anda." 4. Risiko Alergi Rendah Menurut beberapa penelitian, bayi yang dibesarkan dalam keluarga yang memiliki hewan peliharaan mungkin lebih kecil kemungkinannya terkena alergi dan asma. Tapi Itu harus dimulai sejak dini, idealnya sebelum bayi berusia 6 bulan, kata Beck. Bayi dengan anjing atau kucing di rumah memiliki lebih sedikit pilek dan infeksi telinga selama tahun pertama mereka daripada bayi yang tinggal di rumah tanpa hewan peliharaan. 5. Dukungan Sosial untuk Anak Autis Anak-anak cenderung untuk berhubungan lebih baik dengan teman sekelas mereka yang memiliki autisme ketika hewan peliharaan berada di dalam kelas. "Hewan mengubah lingkungan kelas dan membantu mengintegrasikan mereka yang sedikit berbeda," kata Beck. "Begitu anak-anak berinteraksi dengan hewan, mereka memandang satu sama lain dengan lebih positif dan bekerja sama dengan lebih baik." PT Rifan Financindo Berjangka. Sumber : Liputan 6
PT Rifan Financindo - Dari sekian banyak jenis makanan, anak-anak terkenal sangat menyukai kudapan yang manis. Bukan hanya permen, kue, dan cokelat, tapi juga minuman yang bercita rasa manis dan mengandung gula.
Meskipun Si Kecil menyukainya, sebaiknya Bunda perlu memerhatikan betul jumlah makanan manis yang dikonsumsi. Sebab, asupan gula yang berlebih dapat menyebabkan sejumlah masalah dan gangguan kesehatan pada tubuhnya yang sedang dalam masa pertumbuhan. Ingatlah, bahwa berlebihan dalam sesuatu itu tidaklah baik, apalagi makanan yang masuk ke dalam tubuh. Dikutip dari Klikdokter, berikut ini beberapa risiko di balik konsumsi makanan manis yang berlebih pada Si Kecil.
Baca juga :
1. Kerusakan Gigi
Salah satu organ tubuh anak yang paling sering menjadi korban makanan manis adalah gigi si Kecil. Tumpukan gula berlebih di gigi dapat meningkatkan risiko terbentuknya karies dan akhirnya menyebabkan lubang pada gigi. Bila Si Kecil tidak terbiasa menggosok gigi setelah mengonsumsi makanan manis, masalah akan timbul. Bukan hanya giginya yang akan berlubang dan terasa nyeri, tapi gusi dan saraf di bawahnya juga bisa mengalami infeksi. 2. Obesitas Kegemukan alias obesitas pada anak usia 5–12 tahun merupakan masalah yang sering ditemukan. Masalah ini kerap disebabkan kebiasaan mengonsumsi makanan manis dalam jangka waktu tertentu. Terbukti bahwa makanan manis umumnya mengandung kalori tinggi, yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan berat badan. 3. Diabetes Berat badan Si Kecil yang terus meningkat hingga sulit terkendali, bisa menyebabkan masalah yang lebih serius. Ditambah lagi kalau asupan makanan manis tidak segera dibatasi, potensi diabetes dan gangguan jantung yang akan menanti di kemudian hari. Untuk menghindari berbagai ancaman kesehatan di atas, asupan gula harian si Kecil harus sangat diperhatikan. American Heart Association merekomendasikan asupan gula harian anak usia 2–18 tahun tidak lebih dari 25 gram (setara 6 sendok teh) dalam sehari. Takaran ini mencakup asupan gula baik dari makanan maupun minumannya. Pentingnya aktivitas fisik untuk anak Aktivitas fisik sangat diperlukan tubuh, baik anak maupun dewasa yang gemar makan dan minuman manis. Tujuannya untuk memperlancar pencernaan dan metabolisme tubuh, termasuk metabolisme gula. Dengan demikian, asupan gula yang masuk ke dalam tubuh dapat langsung dipecah menjadi energi dan terbakar, seiring dengan gerakan aktif tubuhnya. Sebaliknya, bila Si Kecil yang sedikit bergerak akan lebih berisiko mengalami kegemukan karena asupan gulanya tidak terpakai dan tertimbun bersama tumpukan lemak dalam tubuhnya. Maka dari itu, penting sekali untuk mengajak anak bermain, berjalan-jalan dan berolahraga, agar tubuhnya terbiasa aktif bergerak. Bila cuaca tidak mendukung, Bunda dapat mengajak si Kecil bermain gerak dan lagu untuk membuatnya tetap aktif bergerak. PT Rifan Financindo. Sumber : Liputan 6
Rifan Financindo - Dokter spesialis bedah ortopedi Basuki Supartono mengatakan ada beberapa makanan dan minuman yang bisa dikonsumsi sebagai bagian dari pencegahan osteoporosis atau pengeroposan tulang.
"Salah satunya adalah jus smoothie, yakni seluruh bahan untuk membuat jus dalam keadaan mentah/tidak dimasak sehingga kandungan enzim tetap utuh. Lalu kombinasikan warna buah atau sayur dalam beberapa warna misal merah, jingga, kuning, hijau, ungu, putih," papar dia dalam keterangan pers Rabu (8/12/2021). Basuki mengingatkan agar jus smoothie tidak ditambah sirup, gula pasir, atau kental manis.
Baca juga :
"Untuk penetral rasa bisa digunakan jus mentimun, air lemon/jeruk nipis, atau jahe.”
Masalah Warga Lansia Sebelumnya, ia menjelaskan bahwa osteoporosis adalah salah satu masalah warga lanjut usia (lansia). Menurutnya, penyakit ini berbahaya karena dapat menyebabkan patah tulang dan komplikasi kematian. Untuk itu, ia melakukan pengabdian masyarakat (abdimas) untuk menyampaikan edukasi terkait osteoporosis. "Kali ini Abdimas kita lakukan dengan mensosialisasikan terkait Osteoporosis. Semangatnya pengetahuan dan penelitian dosen disampaikan kepada para masyarakat untuk membantu memecahkan masalah yang ada di lapangan." Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta juga menyampaikan, osteoporosis adalah penyakit yang dapat dicegah. "Oleh karena itu kami sebagai dosen FK UPN Veteran Jakarta tertarik membantu memberikan alternatif solusi masalah tersebut di atas. Yaitu dengan kegiatan penyuluhan osteoporosis melalui pengukuran kekuatan tulang dan pencegahan jatuh,” tambahnya. Risiko Osteoporosis Beberapa orang yang berpotensi mengalami osteoporosis yakni perempuan pasca menopause, lanjut usia, punya penyakit tertentu, orang yang mengonsumsi obat-obatan tertentu, orang yang kurang gerak dan orang yang makan minum tertentu. Kabar baiknya, lanjut Basuki, osteoporosis dapat dicegah. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah skrining, pola hidup sehat, olahraga teratur, cukup vitamin D dan kalsium dan mencegah jatuh. Terakhir dia berpesan agar sedini mungkin setiap orang memikirkan faktor risiko osteoporosis. "Sekali lagi terapkan gaya hidup sehat. Saat pandemi ini kita semakin teredukasi untuk menerapkan gaya hidup sehat, insyaAllah itu berguna untuk mencegah berbagai penyakit termasuk osteoporosis," tutup Basuki. Rifan Financindo. Sumber : Liputan 6 |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
April 2021
Categories |