Rifan Financindo - Wajah yang berkeringat usai olahraga bisa membuat jerawat bermunculan. Jadi jangan kaget apabila di dahi atau punggung timbul bintik-bintik jerawat. Tapi bukan berarti keringat buruk untuk kulit.
Pakar kebugaran, Diana Booty, dari The Harley Medical Group, menjelaskan sebenarnya bukan keringat yang memicu jerawat. Tapi kombinasi keringat dengan elemen lain seperti pakaian, gesekan dan makeup lah yang memicu hadirnya jerawat. "Berkeringat sangat bagus untuk menghilangkan kotoran, membuka pori-pori Anda dan membawa darah serta nutrisi yang baru teroksigenasi ke sel-sel kulit," kata Booty seperti dikutip Glamour Magazine.
Baca juga :
Inilah sebabnya mengapa sebaiknya Anda tidak menggunakan makeup di gym, agar kulit bernapas dan benar-benar memetik manfaatnya.
Untuk meminimalkan efek pada kulit, Booty menyarankan untuk melepaskan pakaian berkeringat sesegera mungkin. Bakteri dan kelembapan terbentuk di kulit saat berkeringat, jadi segera mandi dan pakai pakaian bersih, memungkinkan kulit kering dan bernapas. "Ketika kelembapan terperangkap dekat dengan kulit, bintik-bintik atau ruam panas dapat berkembang, jadi sebagus apa pun pakaian olah raga Anda, cobalah untuk tidak duduk-duduk terlalu lama setelah latihan." Rifan Financindo. Sumber : Liputan 6
0 Comments
PT Rifan Financindo - Risiko seseorang terkena stroke meningkat seiring bertambahnya usia. Namun, stroke dapat terjadi di usia muda.
Menurut American Stroke Association, seseorang memiliki risiko terkena stroke dua kali lipat setelah 55 tahun. Lalu, sekitar sepertiga dari orang Amerika dirawat karena stroke pada usia di bawah 65 tahun. Meski begitu kasus stroke di usia muda juga bisa ditemukan. Misalnya yang terjadi pada model sekaligus influencer di media sosial, Katie May, meninggal dunia akibat stroke pada usia 34 tahun. Banyak orang mempertanyakan mengapa stroke bisa menyerang wanita yang masih muda dan bugar,
Baca juga :
"Anda mungkin berpikir bahwa stroke merupakan penyakit orang tua. Tapi kenyataannya, stoke memang bisa menyerang pada usia berapa pun," ucap direktur Neurovaskular Programs di Ronald Reagan UCLA Medical Center, David Liebeskind seperti dilansir laman Health, Selasa (29/10/2019).
Dokter yang menangani Katie mengatakan bahwa wanita itu menderita diseksi arteri karotis. Kondisi ini menyebabkan robekan pada dinding arteri dan mengarah ke gumpalan darah yang menghalangi aliran darah ke otak. Menurut American Heart Association, jenis stroke ini memang jarang terjadi, tetapi umumnya terjadi pada orang yang lebih muda. Kondisi ini didorong oleh faktor kesehatan lainnya seperti hipertensi. Liebeskind mengungkapkan, 73 persen orang di bawah usia 45 tahun biasanya hanya menunggu ketika melihat adanya gejala stroke dibandingkan memeriksakan langsung ke rumah sakit. "Itu bisa menjadi sebuah bencana karena tiga jam pertama setelah gejala stroke muncul merupakan jendela kritis untuk perawatan," ucap Liebeskind seperti dikutip Health. Gejala Stroke Untuk mencegah stroke berdampak buruk, perlu mengetahui gejala-gejala yang biasanya terjadi pada penderita. Kementerian Kesehatan RI mengungkapkan gejala-gejala stroke yang harus diwaspadai adalah: 1. Senyum tidak simetris, atau moncong ke satu sisi, tersedak, dan sulit menelan air minum Secara tiba-tiba. 2. Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba, biasanya tubuh bagian kanan. 3. Tiba-tiba tidak dapat berbicara, kata-katanya tidak dimengerti, dan bicara tidak nyambung. 4. Kebas atau baal, dan kesemutan separuh badan. 5. Rabun, pandangan satu mata kabur terjadi tiba-tiba. 6. Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya. Gangguan fungsi keseimbangan seperti terasa berputar dan gerakan sulit dikoordinasi. Bila gejala tersebut muncul penderita harus segera dibawa ke rumah sakit. Jangan sampai melebihi periode emas 4,5 jam pasca terserang stroke. PT Rifan Financindo. Sumber : Liputan 6
Rifanfinancindo - Sederet keluhan kesehatan pun bermunculan ketika menginjak pertengahan usia 40-an tahun ke atas. Mulai dari pendengaran hingga kerja organ tubuh rupanya mengalami penurunan.
Menjaga kesehatan tubuh di usia muda seperti sekarang. Pasalnya, keluhan-keluhan berikut bakal muncul saat tubuh menua. Berikut keluhan yang sering terjadi seperti dikutip dari Miss Kyra. 1. Sering Merasa Cemas Banyak orang memiliki masalah kecemasan, yang merupakan gangguan psikologis serius. Tetapi beberapa orang lebih rentan terhadap kecemasan daripada yang lain.
Baca juga :
Rifan Financindo - Terdapat sebuah temuan baru mengenai makanan yang bisa menghilangkan rasa lelah ini. Temuan ini telah dipublikasikan pada Journal of Neuroscience.
Tanpa banyak disadari seseorang, konsumsi makanan sehat ternyata bisa membantu mengatasi rasa lelah. Berangkat dari pengalaman yang dialaminya terkait kelelahan, Maryam Hamidi, Ph.D, peneliti dari Stanford's WellMD Center, California, Amerika Serikat melakukan penelitian terkait pilihan makanan ini. Hamidi mengatakan bahwa konsumsi makanan tak sehat telah membuatnya mengalami masalah sulit tidur. Hal ini kemudian membuatnya merasa lelah pada esok harinya seperti dikutip Medical News Today.
Baca juga :
Tim peneliti menganalisis hasil dari survei kebugaran yang dilakukan terhadap 245 dokter dari Stanford pada Maret 2016. Terdapat tiga pola makan yang tampak yaitu, pilihan makanan berbasis tanaman, makanan tinggi protein, serta makanan tinggi gula dan lemak jenuh. Makan Tak Sehat Picu Masalah Tidur Ternyata, seseorang yang mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gula mengalami masalah tidur. Masalah ini tampak lebih rendah pada orang yang makan lebih banyak sayur dan membatasi asupan gula serta lemak jenuh. Makanan ini malah mengatasi otak yang kelelahan serta tubuh yang bekerja lebih baik. Menurut Hamidi, seseorang serta tempat kerja harus memastikan mengenai konsumsi makanan yang lebih sehat ini. Makanan seperti buah, sayur, serta panganan sehat lainnya harus lebih diutamakan dibanding minuman manis atau makanan tinggi lemak. "Meningkatnya akses dokter pada pilihan makanan sehat pada tempat kerja mereka dan membuat lingkungan kerja dengan opsi makanan sehat bisa membantu menurunkan kelelahan di siang hari," terang Hamidi. Hasil yang sama ini juga diyakini bisa diterapkan di tempat kerja lain. Ketika upaya menekan rasa lelah yang muncul bisa membantu meningkatkan kinerja dan meraih hasil lebih baik. Rifan Financindo. Sumber : Liputan 6
PT Rifan Financindo - Beberapa hari terakhir media sosial ramai mengenai postingan maupun link tentang khasiat daun sirih untuk bayi yang batuk pilek. Disebutkan dalam postingan dan link tersebut bahwa menempelkan daun sirih bisa membuat dahak bayi yang sakit keluar.
"Bayi Batuk Pilek Tak Perlu Obat Kimia, Cukup Selembar Daun Sirih Tempel Di Badannya, Ga Lama Dahak Keluar Dari Hidungnya," begitu judul artikel dalam sebuah blog yang ramai dibagikan di media sosial itu.
Baca juga :
Rifanfinancindo - Saat cuaca panas seperti beberapa hari terakhir memang paling nikmat meneguk air dingin. Namun, banyak yang khawatir bisa menyebabkan heatstroke. Benarkah itu?
Menurut dokter spesialis penyakit dalam Muhammad Ikhsan Mokoagow minum air dingin usai kepanasan tidak membuat heatstroke. Malah salah satu cara mencegah heatstroke yakni dengan memastikan tubuh terhidrasi. "Minum air dingin kan lewat tenggorokan sementara heatstroke terjadi pada permukaan kulit, tidak nyaman iya, tapi apa berbahaya secara langsung? Untuk mencegah heatstroke justru harus terhidrasi," kata Ikhsan kepada Antara dikutip Rabu (23/10/2019).
Baca juga :
Hal tersebut disampaikan Ikhsan menanggapi sejumlah kabar yang menyebutkan minum air dingin setelah terpapar suhu udara yang tinggi merupakan hal yang berbahaya karena bisa membuat pembuluh darah meledak.
Ikhsan menjelaskan bahwa konduksi dan penguapan adalah dua mode pendinginan yang digunakan dalam pengobatan penyakit terkait panas. Penelitian menunjukkan perendaman air es menjadi yang paling cepat efektif untuk penanganan heatstroke di unit gawat darurat. Apa itu heatstroke? Heatstroke adalah kegagalan tubuh untuk melakukan pendinginan baik dengan cara berkeringat atau penguapan dari kulit akibat suhu panas sekitar. Dalam keadaan gawat darurat, penanganan orang yang terkena heatstroke dianjurkan dengan melakukan pendinginan lewat menyemprotkan air dingin atau mengelap permukaan kulit pakai spons. Teknik lain adalah mengompres dengan ice pack di area pangkal paha, ketiak, leher, dan dada. Rifanfinancindo. Sumber : Liputan 6
Rifan Financindo - Saat ini, masyarakat Indonesia sedang menghadapi masa peralihan musim kemarau menuju musim hujan. Musim hujan tahun 2019 di Indonesia baru akan terjadi pada akhir Oktober hingga pertengahan November.
Untuk menghadapi masa peralihan musim, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menghimbau masyarakat mulai melakukan persiapan dini. "Menghadapi peralihan musim tersebut upaya-upaya pencegahan, seperti memangkas daun dan ranting, terutama pohon-pohon yang besar. Sebaiknya juga tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga kebersihan lingkungan. Bersihkan saluran air hingga sungai," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo sesuai keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Selasa (22/10/2019).
Baca juga :
"Selalu membawa payung atau jas hujan selama beraktivitas di luar ruangan. Tak lupa, memperbarui informasi perkiraan cuaca yang bersumber dari pihak berwenang (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika/BMKG)."
Tanam Pohon Untuk upaya jangka panjang, masyarakat juga bisa melakukan penanaman pohon. Hal ini dapat mencegah terjadinya longsor sekaligus mengikat air tanah sebagai cadangan saat kemarau panjang tiba. "Beberapa jenis pohon yang bisa ditanam di antaranya; beringin karet, matoa, jabon putih, sukun, dan mahoni," Agus menerangkan. Adapun masa peralihan musim kemarau ke hujan ditandai beberapa gejala alam, yang disebut pancaroba. Misal, suhu dan cuaca berubah secara drastis, munculnya mendung tebal disertai petir, gelombang pasang air laut, angin kencang hingga angin puting beliung. "Musim penghujan sendiri dapat menjadi pemicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor dan banjir. Ditambah pula beberapa faktor lain, yakni lingkungan yang tidak terawat dengan baik, alih fungsi hutan pegunungan, dan budaya membuang sampah sembarangan," lanjut Agus. Rifan Financindo. Sumber : Liputan 6
PT Rifan Financindo - Bogor Talas merupakan umbi-umbian yang dapat diolah dengan berbagai cara dan varian makanan. Seperti digoreng, dijadikan kolak, urap, atau kue. Namun, sebagian orang masih ragu mengonsumsinya karena khawatir dengan sensasi gatal usai mengonsumsi talas.
Menurut pakar gizi dan keamanan pangan dari Institut Pertanian Bogor, Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, ada kandungan asam oksalat yang menimbulkan sensasi gatal usai mengonsumsi beberapa jenis talas. Namun, rasa gatal yang ditimbulkan akibat mengonsumsi talas ternyata bisa ditangani. "Talas memiliki banyak jenis yang sebenarnya tidak semua bisa menyebabkan gatal. Tetapi kalau gatal pun bisa dihilangkan dengan mencucinya sampai bersih," ucap Ahmad dalam Jelajah Gizi bersama Danone di Bogor, Jawa Barat beberapa waktu lalu ditulis Sabtu (19/10/2019).
Baca juga :
Usai dicuci dengan bersih, rendam di dalam air bersih selama seharian sebelum dimasak.
2 dari 2 halaman Cara Lain Selain itu, berikut merupakan cara mengolah talas agar tidak gatal mengutip Fimela. 1. Jemur di bawah terik matahari Menjemur talas dibawah matahari dapat menyebabkan gatal yang ditimbulkan menghilang. Talas bisa dikupas terlebih dahulu kemudian dijemur selama satu jam. Senyawa penyebab gatal pada talas bisa menguap pada proses ini. 2. Rendam dengan air garam Merendam talas dapat membantu mengangkat kalsium oksalat yang menyebabkan gatal pada talas. Siapkan basum yang berisi air garam dan rendam selama 30 menit. Apabila Anda hendak membuatnya menjadi keripik, cara ini juga akan membuat rasa talas menjadi lebih gurih. Tetapi jika hanya ingin menggorengnya, cukup untuk mencelupkan talasnya ke dalam adonan basah. PT Rifan Financindo. Sumber : Liputan 6
Rifanfinancindo - Minum secangkir teh ternyata bagus untuk otak. Teh yang dimaksud bisa teh apa saja, termasuk teh hijau, teh oolong, atau teh hitam.
Ini terbukti dari penelitian yang diterbitkan dalam jurnal daring Aging. Penelitian dipimpin oleh Asisten profesor Feng Lei dari Departemen Kedokteran Psikologi di NUS Yong Loo Lin School of Medicine bekerja sama dengan University of Essex dan University of Cambridge. Untuk membuktikannya, para peneliti merekrut sekelompok peserta tua yang sehat dan membaginya menjadi dua kelompok sesuai dengan frekuensi minum teh. Kemudian menyelidiki jaringan otak fungsional dan struktural untuk mengungkapkan peran minum teh pada otak.
Baca juga :
Peneliti melihat ada hubungan konektivitas struktural otak sebagai akibat dari sering minum teh, termasuk teh hijau, teh oolong atau teh hitam. Ini berarti wilayah otak yang menjalankan fungsi kognitif saling berhubungan dengan cara yang lebih efektif. "Sebagai contoh menganalogikan lalu lintas jalan, bayangkan daerah otak sebagai tujuan, sedangkan koneksi antara daerah otak adalah jalan. Ketika sistem jalan lebih teratur, pergerakan kendaraan dan penumpang lebih efisien dan menggunakan lebih sedikit sumber daya. Demikian pula, ketika koneksi antar daerah otak lebih terstruktur, pemrosesan informasi dapat dilakukan lebih efisien, " kata Asisten Profesor Feng seperti dikutip Health24. Feng menjelaskan, dari penelitian sebelumnya ditemukan peminum teh memiliki fungsi kognitif yang lebih baik ketimbang dengan peminum non-teh. "Hasil kami saat ini yang berkaitan dengan jaringan otak secara tidak langsung mendukung temuan kami sebelumnya dengan menunjukkan bahwa efek positif dari minum teh secara teratur adalah menghasilkan peningkatan organisasi otak yang disebabkan oleh mencegah gangguan pada koneksi antar wilayah," ujarnya. Manfaat lain teh Selain itu, teh juga masih memiliki banyak manfaat lainnya:
Sumber : Liputan 6
Rifan Financindo - Angka pasien diabetes di Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) Atlas 2017 epidemi penyakit diabetes di Indonesia cenderung meningkat.
IDF memperkirakan bahwa jumlah orang dengan diabetes berumur 20 sampai 79 tahun di Indonesia sekitar 10,3 juta orang pada 2017, dan akan bertambah menjadi 16,7 juta orang di 2045. Mayoritas pengidapnya tinggal di daerah perkotaan. Salah satu faktor penyebab tingginya angka diabetesi di Indonesia adalah masih kurangnya edukasi mengenai kondisi ini. Hal ini terlihat dari banyaknya pasien diabetes yang terlambat didiagnosis karena mereka tidak mengetahui gejala dan bagaimana mengelola kondisi tersebut.
Baca juga :
Bahkan, 52 persen pasien diabetes sudah mengalami komplikasi saat pertama terdiagnosis. Komplikasi ini bisa menyebabkan berbagai kerusakan organ tubuh, seperti;
Diabetes retinopati : Penyebab utama kebutaan pada orang dewasa Diabetes nefropati : Penyebab utama penyakit ginjal tahap akhir, serta peningkatan antara dua hingga empat kali lipat mortalitas akibat penyakit kardiovaskular dan stroke. Hal tersebut seperti yang diungkapkan Ir Koentjoro MPd, salah seorang pasien diabetes tipe dua selama 24 tahun. Dia bercerita bahwa saat dokter mendiagnosis dengan diabetes, dia sendiri belum tahu tentang penyakit tersebut yang malah membuatnya stres. Saking stresnya, Koentjoro tidak hanya berobat ke dokter, tapi sempat juga ke pengobatan alternatif yang malah membuat fluktasi gula darah naik turun terus. "Sampai 2005 dan 2006 saya mulai berobat di Klinik Diabetes Terpadu di Bogor, barulah saya mendapatkan edukasi mengenai diabetes dan bagaimana mengelola penyakit tersebut," kata Koentjoro seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Jumat, 17 Oktober 2019. "Jadi, dibutuhkan waktu sampai 10 tahun dari saya terdiagnosis sampai mendapatkan edukasi yang benar tentang diabetes,” ujarnya. Di salah satu klinik, Koentjoro baru memeroleh informasi mengenai penyakit diabetes, termasuk mengenai pentingnya mengatur pola makan, berolahraga, serta melakukan tes HbA1c secara berkala untuk mengontrol gula darah. Koentjoro juga mengatakan bahwa masih ada teman-teman sesama penyandang diabetes yang belum sadar akan pengelolaan diabetes, terutama tes HbA1c. Padahal, pemeriksaan HbA1c adalah salah satu faktor penting penatalaksanaan diabetes. HbA1c bisa dijadikan parameter untuk mendeteksi dan mengurangi komplikasi jangka panjang. HbA1c ini mencerminkan rata-rata kadar gula darah selama tiga bulan terakhir, jauh lebih akurat dibandingkan pemeriksaan gula darah harian yang sangat fluktuatif. Risiko dari Diabetes Menurut Ketua Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) Prof Dr Ketut Suastika SpPD-KEMD, kontrol HbA1c yang baik berkaitan erat dengan risiko komplikasi kesehatan jangka panjang yang lebih rendah. Jika nilai HbA1c terus tinggi, risiko komplikasi juga tinggi, baik komplikasi makrovaskular seperti penyakit jantung dan stroke, maupun komplikasi mikrovaskular seperti kerusakan saraf, mata, dan ginjal. Dengan menurunkan 1 persen HbA1c dapat mengurangi komplikasi diabetes jangka panjang, seperti amputasi sebanyak 43 persen, komplikasi mikrovaskuler sebanyak 37 persen, gagal jantung sebanyak 16 persen, dan strok sebanyak 12 persen. “PERKENI menyarankan agar pasien diabetes melakukan pemeriksaan HbA1c setiap tiga bulan sekali. Nilai HbA1c pasien diabetes sebaiknya di bawah tujuh persen," katanya. Saat ini, lanjut dia, pemeriksaan HbA1c sudah ditanggung BPJS Kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat dua. Tetapi sayangnya fasilitas untuk tes HbA1c belum merata di semua daerah. "Kendala lain pemeriksaan HbA1c adalah harganya relatif mahal, di rumah sakit swasta mungkin sekitar Rp200.000,” kata dia. Nilai HbA1c bisa menjadi indikator inisiasi penggunaan insulin. Apabila pasien diabetes sudah terdiagnosis dan sudah mendapat terapi dengan obat antidiabetik oral (OAD), dengan dosis maksimal tapi gula darah masih belum terkontrol (HbA1c lebih dari 7 persen), sudah dapat memulai inisiasi insulin. Terlebih lagi, jika pasien pertama kali terdiagnosis diabetes dengan HbA1c lebih dari sembilan persen dengan adanya gejala dekompensasi metabolik, dianjurkan untuk inisiasi pemberian insulin untuk dapat mengendalikan gula darah penderita. "Faktanya, sebanyak 68 persen pasien diabetes yang menerima pengobatan tidak mencapai target HbA1c. BPJS mensyaratkan, ketika HbA1c nilainya di atas sembilan persen, baru pasien mendapatkan insulin yang dicover BPJS. Namun, sebenarnya indikasi pemberian insulin bukan hanya dari HbA1c saja," katanya menjelaskan. Ketut menambahkan, “Memang pada pasien tertentu dengan kadar HbA1c di atas 9 persen dan disertai gejala katabolik yang berat, bahkan sampai kegawatdaruratan, harus langsung diberikan insulin. Tetapi memang masih banyak kendala pemberian insulin ini, termasuk dari sisi pasien itu sendiri. Misalnya, takut jarum suntik dan takut kalau insulin akan membuat ketergantungan.” Pemeriksaan HbA1c memang salah satu hal penting dalam penatalaksanaan diabetes tapi pemeriksaan ini belum menjadi alat wajib di puskesmas di Indonesia. Hal ini terkait efisiensi dan efektivitas alat terkait harga yang mahal dan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang mampu mengoperasionalkannya. Pasien Diabetes Datang ke Puskesmas Direktur Pelayanan Primer, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Drg Saraswati MPH, mengatakan bahwa saat ini, jika pasien datang ke puskesmas dan membutuhkan pemeriksaan HbA1c, digunakan fasilitas rujukan ke pusat pelayanan kesehatan tingkat dua. "Mekanismenya bisa dengan berjejaring dengan laboratorium klinik yang bekerjasama dengan BPJS. Karena pemeriksaan HbA1c ini sudah menjadi standar dari pelayanan diabetes melitus, faskes tingkat pertama pun sudah menyosialisasikannya kepada pasien diabetes,” katanya. Jika pasien memiliki nilai HbA1c tinggi dan disarankan menggunakan insulin, bisa diberikan di Puskesmas melalui sistem rujuk balik. Tetapi pemberian resep insulin yang pertama harus dari dokter spesialis. Dalam upaya mengendalikan angka prevalensi diabetes, Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan keputusan untuk penggunaan insulin bagi pasien diabetes tipe 2 yang kadar HbA1c-nya sembilan persen dan tidak terkendali dengan pemberian kombinasi obat oral anti-diabetes. Program ini menjadi wujud usaha untuk memberikan pertolongan untuk pasien diabetes dalam mengatur kadar gula darah dan meminimalisir komplikasi. Namun, Indonesia merupakan negara di kawasan Asia dengan penggunaan insulin terendah pada 7,6 unit per pasien diabetes yang diobati, dibandingkan dengan lebih dari 70 unit di Thailand dan 178 unit di Malaysia (23 kali lebih besar dibandingkan dengan Indonesia). Selain dengan pemeriksaan HbA1c yang diikuti dengan pengobatan medis, pengaturan gizi, dan penerapan pola hidup sehat juga sangat penting untuk pengelolaan diabetes. Saraswati mengimbau pasien diabetes harus menjaga asupan makanan, olahraga dengan teratur, dan menaati rencana pengobatan yang diberikan oleh dokter, demi kontrol penyakit diabetes yang lebih maksimal. Rifan Financindo. Sumber : Liputan 6 |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
April 2021
Categories |