PT Rifan Financindo - Minyak kelapa sawit memiliki sederet manfaat bagi kesehatan tubuh. Minyak kelapa sawit berkhasiat mengatasi kulit kering bahkan mencegah kanker.
Dilansir dari Merdeka.com, dr. Putri Sakti DP, M. Gizi, Sp.GK, AIFO-K dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menyebut bahwa kelapa sawit mengandung antioksidan hingga polifenol yang mampu menangkal radikal bebas dan mencegah kanker. “Kandungan dalam minyak kelapa sawit memiliki khasiat bagi tubuh, seperti antioksidan tinggi, lemak , dan polifenol. Lemak di sini berfungsi sebagai penyerapan vitamin A, D, E, dan K. Berbeda dengan lemak jenuh, kandungan lemak tak jenuh dalam kelapa sawit juga menghindarkan dari risiko terserang kanker,” kata Putri.
Baca juga :
Kandungan beta karoten dan vitamin A pada kelapa sawit mampu menjaga kesehatan mata. Sementara itu, antioksidan dalam kelapa sawit tak hanya melindungi tubuh dari paparan radikal bebas tetapi juga dapat membantu melembabkan kulit. Putri pun mengamini bahwa mengonsumsi minyak kelapa sawit sebagai pelengkap asupan nutrisi bisa menangkal jerawat berkat kandungan antioksidannya.
Konsumsi Minyak Kelapa Sawit untuk Kesehatan Minyak sawit memang dapat dikonsumsi siapa saja, tetapi anak-anak sangat dianjurkan karena kandungan lemak tak jenuhnya bagus untuk pertumbuhan otak. “Anak-anak yang dalam masa pertumbuhan sangat membutuhkan lemak untuk pertumbuhan otak. Kandungan lemak tak jenuh dalam kelapa sawit cocok untuk pertumbuhan otak anak sekaligus menghindarkan dari obesitas,” jelas Putri. Namun, bagi para lansia, Putri memperingatkan agar jumlah minyak kelapa sawit yang dikonsumsi lebih diperhatikan supaya lemaknya tidak menumpuk di dalam tubuh. Pasalnya, lansia memiliki metabolisme yang lebih rendah yang salah satu fungsinya untuk memproses lemak menjadi energi. Putri memaparkan bahwa lemak dalam minyak yang masuk ke dalam tubuh manusia tidak lebih dari 7 persen kebutuhan kalori harian. Ia menerangkan jika kebutuhan kalori manusia adalah 2000 kalori per harinya, maka kadar minyak yang masuk ke dalam tubuh tidak boleh lebih dari 14 gram atau setara satu sendok makan. Hal ini penting untuk membantu menyeimbangkan nutrisi yang ada di dalam tubuh. PT Rifan Financindo. Sumber : Liputan 6
0 Comments
Rifan Financindo - Protein kopi atau yang disingkat menjadi proffee (protein coffee) akhir-akhir ini ramai dibahas media sosial. Namu, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum mengonsumsinya berdasarkan pendapat ahli gizi.
Seperti namanya, proffee merupakan kopi yang dicampur protein. Orang telah minum kopi dengan susu selama beberapa dekade, jadi gagasan menambahkan protein ke kopi bukanlah hal baru. Namun, karena peminat kopi semakin meningkat, begitu pun protein, ada saja orang yang membuat tren minuman ini untuk dipilih peminat baik kopi maupun protein. Cara pembuatannya tidak ada yang khusus. Seperti membuat kopi pada umumnya, yaitu dengan menyeduh kopi, namun proffee menambahkan protein shake sesuai selera. Beberapa mencampurkan 30 gram protein, sedangkan yang lain lebih suka menambahkan hanya 20-25 gram protein.
Baca juga :
Anda juga bisa mengombinasikannya dengan menambahkan susu atau susu nabati berprotein tinggi, seperti susu kedelai. Menambahkan tekstur yang kaya pada kopi yang mirip dengan krimer.
Dilansir dari Health, ahli gizi praktik swasta yang juga editor gizi di Health, Cynthia Sass, MPH, RD., mengatakan kopi protein dapat membantu Anda mencapai kebutuhan nutrisi harian Anda. Tugas utama protein adalah menyediakan asam amino (bahan pembangun protein) untuk pemeliharaan, perbaikan, dan penyembuhan jaringan protein di dalam tubuh. Ini termasuk otot, juga enzim, hormon, sel kekebalan, kulit, dan rambut. Terlebih jika senang berolahraga, kebutuhan protein Anda akan lebih besar. Bagi kebanyakan orang yang aktif, asupan protein harian yang optimal adalah 1,2-2 gram per kilogram berat badan (1 kilogram sama dengan 2,2 pon). Batas bawah cocok untuk olahragawan berbasis kardio, sedangkan batas atas cocok untuk mereka yang senang melakukan latihan angkat beban atau latihan berat, yang keduanya terlibat dengan pemberian tekanan tambahan pada otot. Semakin banyak tekanan yang diterima, semakin banyak pula protein dibutuhkan untuk kembali pulih. Namun, idealnya protein juga diimbangi dengan dua makronutrien lain yang dibutuhkan tubuh Anda yaitu lemak dan karbohidrat. Itu karena mengonsumsi protein yang cukup tanpa cukup lemak atau karbohidrat dapat menyebabkan protein yang Anda makan dibakar untuk energi, yang seharusnya bertugas memelihara dan memperbaiki tubuh. Jumlah Protein Perlu Dihitung Jumlah protein yang Anda masukkan ke dalam kopi juga harus Anda hitung untuk mengimbangi protein yang ada dalam makanan agar totalnya tidak melebihi kebutuhan. Jika proffee sendiri memenuhi target protein Anda, pasangkan dengan sumber lemak dan karbohidrat yang menyehatkan, seperti setengah buah alpukat dan buah segar. Selain itu, jika Anda memutuskan untuk memberi dorongan protein di secangkir kopi Anda, sebaiknya Anda membaca kualitas protein instan. Melakukan ini juga untuk mengetahui bahan tambahan yang tidak diinginkan, seperti pemanis buatan, pewarna, perasa dan pengawaet atau terlalu banyak tambahan gula. Ini berlaku untuk apa pun yang Anda makan, tetapi dalam kasus proffee, praktiknya berlaku untuk susu protein, bubuk, krim, shake, dan apa pun yang mungkin Anda gabungkan dengan minuman panas atau dingin. Sedangkan jika Anda ingin proffee yang dari tumbuhan, pilihlah susu nabati berprotein tinggi. Atau nikmati smoothie proffee, yang dibuat dengan mencampurkan kopi yang diseduh dengan buah beku, bubuk protein nabati, selai kacang, dan rempah-rempah, seperti kayu manis atau jahe. Kombo ini adalah cara yang seimbang untuk menikmati kopi, memenuhi kebutuhan protein Anda, dan mendapatkan manfaat dari makanan nabati yang kaya nutrisi dan antioksidan. Hal tersebut penting untuk diperhatikan karena berdasarkan studi tahun 2020 yang diterbitkan di JAMA Internal Medicine yang melihat data dari lebih dari 400.000 pria dan wanita AS selama periode 16 tahun. Penelitinya menemukan asupan protein nabati yang lebih tinggi, dibandingkan dengan protein hewani, dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih rendah dari semua penyebab, terutama penyakit jantung , yang tetap menjadi pembunuh nomor satu bagi pria dan wanita di AS. Sebuah sarapan kaya protein juga telah terbukti membantu mengurangi hilangnya otot-terkait usia. Dan mengikuti tren proffee juga cara yang bagus untuk memenuhi target asupan protein (karena jumlahnya sudah tercantum di kemasan) selama Anda menyeimbanginya dengan asupan makro lainnya. Tetap harus prioritaskan makanan utuh yang kaya nutrisi untuk sarapan bergizi dan protein dari kopi tidak harus menjadi sumber protein Anda. Anda tetap bisa menikmati secangkir kopi dengan sejumput kayu manis bersama makanan seimbang kaya protein, termasuk telur, tahu, dan orak-arik sayuran atau yogurt dan kacang-kacangan. Rifan Financindo. Sumber : liputan 6
PT Rifan - Camilanbiasanya menjadi pilihan untuk mengisi perut di sela-sela waktu makan. Akan tetapi jangan salah artikan mengemil dengan kegiatan makan-makanan tak sehat, karena menurut para ahli gizi camilan sebenarnya adalah bagian penting dari rangkaian pola makan yang sehat.
“Anggap saja sebagai jembatan kecil diantara waktu makan untuk mencegah rasa lapar berlebih ketika menjelang waktu makan,” ujar Ahli Gizi yang berbasis di Florida, Sandra Gultry, RDN. Menurutnya, makan makanan ringan seperti camilan, setidaknya harus memiliki kandungan kalori yang kaya akan nutrisi. Sehingga, mampu menunda lapar hingga 1 sampai 2 jam. Buah-buahan dan sayuran, sejatinya kaya akan nutrisi dan tinggi kandungan air yang mampu memberikan rasa kenyang lebih lama pada tubuh.
Baca juga :
Tidak semua buah memiliki kandungan yang sama, sehingga fungsi mengenyangkannya pun berbeda. Dilansir dari Eating Well, 7 buah dan sayuran berikut ini dianggap paling mengenyangkan menurut Ahli Gizi.
1. Pir Satu buah pir berukuran sedang mengandung sekitar 4 gram serat makanan. Ahli Gizi di Brooklyn, Maya Feller, RD, mengatakan dari 4 gram serat yang terkandung dalam pir, setengah diantaranya adalah serat kental. Serat kental merupakan bagian dari serat larut yang membentuk gel kental saat dicampur dengan air. Kandungan air yang tinggi dalam buah pir juga mampu memberikan rasa kenyang lebih lama. “Kandungan air yang tinggi dalam buah, berkaitan dengan serat kental yang memungkinkan mengisi perut lebih besar dan menghasilkan rasa kenyang yang lebih baik, kata Maya. Pir juga dapat dipadukan dengan makanan yang mengandung protein nabati baik, lemak, dan serat yang menyehatkan. Sehingga, tubuh lebih kuat menahan lapar sampai waktu makan tiba. 2. Apel Apel merupakan sumber serat yang sangat baik, karena 80 persen kandungan apel berasal dari serat larut, disebut dengan pektin. Pektin adalah serat kental yang membentuk zat seperti gel saat dikonsumsi dalam tubuh kita. Apel juga mengandung 85 persen air. Selain air, ketika mengonsumsi apel, mulut diberikan sensasi renyah. Hal ini memperlama proses makan dan membuat tubuh merasa lebih puas mengunyah. Supaya kenyang terasa lebih lama, apel dapat digabungkan dengan segenggam kacang almond, atau olahan kacang almond lain. “Menggabungkan serat dan karbohidrat dari apel dengan lemak dan protein yang baik dari kacang akan membantu rasa kenyang,” kata Maya. 3. Pisang Pisang jadi pilihan camilan dengan serat tinggi dam mudah dibawa kemana-mana. Satu buah pisang sedang, rata-rata mengandung sekitar 3 gram serat. Agar lebih mengenyangkan, pilihlah pisang yang mengandung banyak serat. “Kuncinya adalah memilih pisang yang belum terlalu matang, pisang ini mengandung banyak pati resisten (serat,” kata Ahli Gizi di Arizona, Gillean Barkyoumb, RDN. Pati berfungsi sebagai prebiotik yang bermanfaat bagi usus. 4. Alpukat Alpukat, sarat akan lemak tak jenuh tunggal yang sehat dan mengandung serat dalam berjumlah besar. Setiap 7 gram alpukat, dapat menyumbang seperempat kebutuhan serat harian rata-rata. Sehingga alpukat menjadi salah satu pilihan buah paling mengenyangkan. 5. Brokoli Brokoli merupakan salah satu sayuran yang mengenyangkan, karena dari semangkuk brokoli saja sudah mengandung sekitar 4 gram serat. Tak hanya serat, brokoli juga kaya akan kandungan protein. 6. Seledri Mungkin seledri jarang dikonsumsi sebagai camilan, tapi seledri memiliki nutrisi seperti kalium, kalsium, dan vitamin A. Selain itu, seledri juga mengandung serat dan air yang dapat membantu tubuh kenyang tanpa konsumsi kalori. “Seledri pasti memiliki faktor crunch, membantu memperpanjang pengalaman makan dan memberikan rasa kenyang dan kenyang,” kata Sandra. 7. Wortel Dalam satu porsi wortel atau sekitar setengah mangkuk, mengandung kira-kira 4 gram serat dan hanya 50 kalori. Wortel juga memberikan rasa manis tanpa kandungan gula yang tinggi. Selain itu, wortel juga memberikan sensasi renyah saat mengunyah. Tekstur wortel yang renyah, ternyata mampu memperlambat lama makan dan memberikan rasa kenyang lebih. Hal ini jadi pilihan pengganti sehat, bagi Anda yang senang mengonsumsi camilan keripik kentang dan sejenisnya. PT Rifan. Sumber : Liputan 6
PT Rifan Financindo Berjangka - Psikolog Analisa Widyaningrum mengatakan bahwa minum air putih di saat sahur dan buka puasa dapat memengaruhi kesehatan mental selama bulan Ramadan.
Stres dan perasaan tertekan yang mungkin muncul selama satu tahun bergulat dengan pandemi COVID-19 juga bisa diatasi, salah satu caranya, dengan cukup minum air putih. "Sebenarnya hal terpenting dari minum air putih adalah transportasi ke oksigen. Pada saat minum, kita sedang men-delivery itu," kata dia.
Baca juga :
PT Rifan Financindo - Studi terbaru terbitan Jurnal Nature Communications, menemukan risiko demensia yang disebabkan oleh kurangnya waktu tidur di usia 50 tahun. Studi tersebut melibatkan 8.000 orang berusia 50 tahun di Inggris dan dilakukan selama 25 tahun.
Hasilnya, didapati bahwa 30 persen dari peserta studi berkemungkinan mengalalami demensia pada 30 tahun kemudian. Hal ini disebabkan karena kebutuhan tidur mereka kurang dari jumlah tidur normal, yakni 7 jam sehari. Tetapi mereka melaporkan hanya tidur selama 6 jam bahkan kurang dari 6 jam per harinya. Perilaku yang memengaruhi buruknya pola tidur ini diungkap oleh Ahli Epidemologi di Pusat Penelitian Kesehatan Masyarakat, Severine Sabia. Latar belakang perilaku merupakan penyebab dari memburuknya pola tidur seseorang.
Baca juga :
Memburuknya pola tidur ini dipengaruhi oleh kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol, juga kondisi tubuh tertentu seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit kardiovaskular. Selain itu, keaktifan tubuh, indeks massa tubuh, juga konsumsi buah dan sayur turut andil dalam memengaruhi pola tidur seseorang.
Penyempurna Studi Temuan studi tersebut ternyata mampu menjadi penyempurna studi-studi sebelumnya. Selama bertahun-tahun para peneliti telah mencari relevansi antara tidur dengan penurunan fungsi kognitif. Namun, kala itu masih belum ditemui jawaban pasti apakah memang benar kurang tidur merupakan gejala perubahan otak yang mengalami demensia atau justru kekurangan tidur menjadi pendorong munculnya demensia. Pertanyaan tersebut akhirnya terpecahkan. Seseorang yang tidak memperoleh cukup tidur di usia 50 hingga 60 tahun memiliki kemungkinan lebih besar untuk menderita demensia ketika lansia. Artinya, kurang tidur menjadi pendorong munculnya demensia. “Tidur ini adalah gejala demensia, jadi ini adalah studi yang bagus dalam memberikan bukti kuat bahwa tidur benar-benar merupakan faktor risiko demensia,” ujar Dr. Kristine Yaffe, Profesor Neurologi dan Psikiatri di Universitas California, San Francisco. PT Rifan Financindo. Sumber : Liputan 6
Rifan Financindo - Setiap orang akan sesekali merasa kembung, namun tetap saja tidak ada yang menyukainya. Untuk menghilangkan kembung yang mendorong Anda untuk buang gas, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan.
Dilansir dari Livestrong, berikut ini beberapa tips untuk menghilangkan gas dalam perut. 1. Berolahraga "Sudah lama diketahui bahwa aktivitas dan fungsi usus berjalan seiringan. Ini artinya, saat Anda menggerakkan tubuh, makanan di saluran pencernaan Anda juga terus bergerak," kata ahli gastroenterologi bersertifikat dan pendiri Happy Colon Foods, Jeff Scott, MD.
Baca juga :
Dilansir dari Mayo Clinic, aktivitas fisik secara teratur dapat membantu mencegah sembelit dan mencegah penumpukan gas.
"Ketika kita mengembangkan usus besar yang lamban, tinja yang terdiam terlalu lama dan terus mengalami fermentasi oleh bakteri usus besar, dapat menghasilkan gas sebagai produk sampingan," jelas Dr. Scott. 2. Minum air Minum air dapat membantu pencernaan Anda, mengurangi jumlah gas yang Anda hasilkan. Menurut Mayo Clinic, segelas H2O itu memainkan peran kunci dalam memecah makanan saat melewati usus Anda, serta melunakkan feses. Sedangkan berapa banyak air yang harus Anda mimun, peneliti dari University of Missouri System menyarankan untuk menargetkan sekitar setengah berat badan Anda setiap hari. 3. Cobalah pose yoga tertentu Menurut review Desember 2016 di jurnal Clinical Gastroenterology and Hepatology, latihan yoga secara teratur dapat menjadi cara yang efektif untuk mengelola sindrom iritasi usus gejala seperti gas. Para ahli mengatakan pose mengangkat lutut ke dada mungkin bisa membantu. Selain itu, child pose juga patut untuk dicoba. 4. Minum teh Produk herbal secara tradisional telah digunakan untuk memperbaiki pencernaan dan meredakan sakit perut. Tetapi penelitian sejauh ini telah melihat minyak esensial dan suplemen lebih dari teh. Namun, ada kemungkinan menyesap herbal yang tepat dapat meredakan gejala Anda, kata ahli gastroenterologi dan asisten profesor kedokteran di NYU Langone Health, Rabia De Latour, MD. "Hampir tidak ada kerugian untuk dicoba, jadi ini adalah pilihan yang bagus," catatnya. Beberapa yang dapat Anda coba yaitu teh peppermint, teh chamomile, dan teh jahe. Sedangkan untuk teh hijau, masih kurang bukti penelitian. Anda juga perlu mempertimbangkan bahwa teh hijau mengandung kafein, yang harus dibatasi pada sebagian orang, terutama yang memiliki masalah jantung atau anemia dan orang-orang yang mengonsumsi obat-obatan tertentu. 5. Konsumsi makanan ramah usus Menurut Cleveland Clinic, tidak ada makanan yang menghilangkan atau menyerap gas, tetapi makanan yang ramah biota usus dapat membantu meningkatkan bakteri pendukung pencernaan dan mengurangi bakteri jahat yang mengganggu pencernaan, yang dari waktu ke waktu dapat meningkatkan kesehatan usus. Serta usus yang lebih sehat berarti lebih sedikit gas. Makanan probiotik meliputi: yoghurt,sup miso, acar yang difermentasi secara alami, tempe, kimchi. Makanan tumbuhan yang berserat juga dapat membantu mikroba baik di usus melakukan tugasnya, seperti pisang, bawang, artichoke, asparagus. 6. Hindari atau batasi makanan dan minuman tertentu Makanan yang berbeda dapat menjadi pemicu gas bagi orang yang berbeda pula. Tetapi beberapa penyebab paling umum termasuk kembang kol, kubis, brokoli dan kacang-kacangan adalah beberapa penyebab paling terkenal, menurut American College of Gastroenterology (ACG). Selain itu, menurut ACG, makanan yang mengandung gula alkohol seperti sorbitol yang ada dalam permen karet misalnya, dapat menyebabkan kembung dari bakteri penghasil gas di usus Anda. Sedangkan menurut Johns Hopkins Medicine menyarankan untuk menghindari minuman berkarbonasi karena faktor risiko utama untuk bersendawa, kembung dan gas. Selebihnya, hindari gorengan dan jika Anda memiliki laktosa intoleran, hindari susu, es krim dan beberapa keju. Rifan Financindo. Sumber : Liputan 6
PT Rifan - Bukan rahasia umum lagi jika banyak orang menjadikan puasa Ramadan sebagai momentum untuk menurunkan berat badan.
Kesempatan makan yang hanya dua kali, sahur dan berbuka, membuat jumlah kalori harian menjadi lebih sedikit. Ketika asupan kalori berkurang, secara otomatis berat badan pun ikut berkurang. Namun, perlu diingat bahwa cara untuk memeroleh berat badan yang baik tidak terfokus hanya dari makanan saja. Jangan lupa juga untuk berolahraga.
Baca juga :
Pada dasarnya, olahraga apa pun boleh dilakukan. Akan tetapi ada baiknya untuk menyeimbangkan antara kardio dan olahraga beban.
Metabolism and Fitness Coach, Nicholas Suhendra, di dalam unggahan akun Instagram pribadinya, @steadfastnick, memarpakan alasan kita perlu olahraga beban meski sedang puasa. Menurut Nicho, di badan kita ada yang namanya use it or lose it. Yang artinya, kalau tidak beraktivitas fisik pada saat puasa, otot menjadi tidak terpakai. Akibatnya, akan semakin banyak kemungkinan otot yang termakan. "Artinya lebih mudah gemuk kalau ototnya berkurang," tulis Nicho. Belum lagi, lanjut Nicho, rata-rata orang yang berpuasa akan mengonsumsi makanan yang lebih sedikit. Dengan kata lain orang tersebut melakukan defisit kalori. Hal ini mengakibatkan otot akan lebih mudah hilang. "Jadi, agar ototnya bisa tetap dijaga, walaupun tidak maksimak, lebih baik latihan beban daripada tidak sama sekali," Nicho melanjutkan. Nicho, mengingatkan, ketika otot berkurang banyak pada saat puasa, otot jadi menyusut, kemampuan makan berkurang, dan badan akan lebih mudah gemuk. "Jadi, usakan tetap latihan," Nicho menekankan. PT Rifan. Sumber : Liputan 6
PT Rifan Financindo Berjangka - Tidak semua pasien diabetes mengalami obesitas tetapi pada umumnya obesitas bisa menjadi awal dari diabetes. Tentu, kondisi obesitas perlu dicegah agar tidak sampai menjadi diabetes.
Ketua Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) Prof. DR. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD menjelaskan bahwa bila tidak ditangani dengan baik, obesitas akan menimbulkan prediabetes atau sindrom metabolik. Jika kondisi ini kembali dibiarkan, dapat menimbulkan penyakit diabetes tipe 2. “Intervensi harus sudah dilakukan pada fase prediabetes bahkan obesitas. Ini adalah fase dimana jauh lebih gampang menangani dibandingkan mengobati pasien yang jatuh ke diabetes tipe 2, sudah rumit, cost-nya banyak, obatnya banyak,” ungkap Ketut dalam konferensi pers virtual Hari Diabetes Nasional 2021 pada Senin (19/4/2021)
Baca juga :
Dalam pemaparannya, Ketut menyampaikan bahwa 1 dari 3 orang dewasa di Indonesia mengalami obesitas. Sementara itu, 1 dari 5 anak usia 5 sampai 12 tahun juga mengalami obesitas.
“Ini tantangannya besar sekali kalau kita bicara bahwa orang-orang obese ini adalah calon orang prediabetes dan calon orang diabetes kalau kita tidak mengintervensinya,” kata Ketut. Menurutnya, salah satu intervensi obesitas yang bisa dilakukan adalah melaksanakan pola hidup yang sehat dengan mengatur makanan dan melakukan aktivitas fisik. Komplikasi Diabetes Sebagian besar pasien diabetes datang sudah dengan komplikasi. Ia menyebut sekitar 2 per 3 pasien diabetes tidak menyadari bahwa penyakitnya berisiko besar akan mengalami komplikasi. “Sebagian besar masih tidak patuh pada pengobatan sehingga lebih dari 2 per 3 pasien sasaran kendali gula darahnya masih belum bagus,” ujar Ketut. Menurut Ketut, biaya pengobatan pasien justru akan lebih tinggi pada kondisi komplikasinya. Pasalnya, seringkali orang diabetes yang mengalami komplikasi penyakit jantung, kelainan jantungnya lebih berat. “Tiga pembuluh darah bisa buntu, sehingga ring saja tidak cukup dia harus bedah atau pintas pembuluh darah,” katanya. PT Rifan Financindo. Sumber : Liputan 6
PT Rifan Financindo - Rutinitas dan jam biologis selama Ramadan yang berubah membuat kebiasaan tidur ikut berubah. Belum lagi waktu beribadah semakin lama sehingga waktu tidur berkurang.
Dilansir dari Gulfnews, penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang berpuasa tidur sekitar satu setengah jam lebih sedikit dari biasanya. Masalahnya, hal ini bisa membuat kualitas tidur terganggu. “Tidur adalah bagian penting dari menjaga kesehatan yang memungkinkan tubuh untuk mengisi ulang dan memulihkan diri. Kurang tidur dapat memengaruhi suasana hati serta kesehatan fisik seseorang, termasuk penambahan berat badan hingga peningkatan risiko penyakit jantung atau bahkan diabetes,” kata dokter spesialis paru di Cleveland Clinic Abu Dhabi, Sobia Farooq.
Baca juga :
Rifan Financindo - Sebagian orang merasa was-was karena layanan kesehatan yang satu ini. Apa itu ? Ya medical check up (MCU), dapat menjadi hal yang menakutkan bagi mereka.
Padahal, medical check up atau pemeriksaan kesehatan merupakan sesuatu hal yang baik dan sangat dianjurkan dilakukan oleh siapapun. Dalam berbagai kasus, pemeriksaan kesehatan ini telah banyak nyawa yang tertolong tindakan ini. "Medical check up adalah pemeriksaan kesehatan yang diharapkan dapat menilai kesehatan seseorang berdasarkan wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang tertentu yang diperlukan," ujar Kepala Unit Medical Check Up RS Hasan Sadikin (RSHS) Erwan Martanto, dicuplik dari situs resmi RSHS, Bandung, Minggu, 18 April 2021.
Baca juga :
|
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
April 2021
Categories |