PT Rifan Financindo - Ancaman COVID-19 menghantui orang-orang yang memiliki penyakit penyerta (komorbid), salah satunya para penyandang diabetes melitus. Ketika virus Sars-CoV-2 penyebab COVID-19 menginfeksi orang dengan diabetes, gejala yang kian memburuk dapat terjadi.
Kondisi ini terjadi tatkala gula darah pasien diabetes tidak terkontrol atau berujung mengalami komplikasi diabetes, seperti jantung koroner, penyempitan saraf, dan serangan jantung. Keseimbangan sistem imun yang tidak terjaga dengan baik, sehingga virus Sars-CoV-2 mudah masuk, maka orang dengan diabetes akan berisiko tinggi terinfeksi COVID-19. Pasien diabetes yang terkena COVID-19 pun cukup banyak dirawat di rumah sakit, bahkan penyakit penyerta ini menyumbang kematian pasien COVID-19 di negara-negara dunia.
Baca juga :
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI Cut Putri Arianie mengungkapkan, diabetes menjadi salah satu penyakit komorbid dengan tingkat kematian COVID-19 tertinggi.
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 per 21 November 2020, diabetes melitus menduduki peringkat kedua pada pasien dengan kasus konfirmasi positif COVID-19 (35,5 persen), dirawat/isolasi mandiri (0,7 persen), sembuh (24,2 persen), dan kematian di Indonesia (10,6 persen). Adanya data di atas menjadi pengingat, para pengidap diabetes dapat menerapkan perilaku hidup sehat dan mematuhi protokol kesehatan. “Kami sudah mendistribusikan pedoman Adaptasi Kebiasaan Baru di masa pandemi COVID-19 sejak Mei 2020. Diharapkan juga skrining tetap berjalan pada masyarakat dengan penerapan protokol kesehatan, sehingga lebih cepat terdeteksi diabetes atau tidak,” kata Cut secara virtual, ditulis Senin (14/12/2020). “Bagi orang yang sudah mengidap diabetes, perubahan perilaku sehat ini penting. Jaga kesehatan dan bisa kontrol gula darah menggunakan layanan telemedicine atau fitur buat kontrol atau konsultasi daring lewat Mobile JKN buat yang peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). PT Rifan Financindo. Sumber : Liputan 6
0 Comments
Motivasi untuk melakukan olahraga mungkin terkadang sulit ditemukan. Tidak ada teman, kurang motivasi, tak punya alat olahraga dan segambreng alasan lain kerap disampaikan. Namun, kunci utama berolahraga adalah niat yang kuat.
Dilansir dari Today, berikut beberapa tips dari pelatih olahraga tentang meyakinkan diri untuk berolahraga ketika mereka benar-benar tidak menginginkannya alias sedang malas. 1. Buat Media Sosial Jadi Motivasi Ketika mencari alasan mengapa harus berolahraga, mereka sering menemukan inspirasi dari akun Instagram. Dimulai dengan mengetikkan hashtag seperti #cleaneats atau #healthyeating untuk melihat bagaimana orang lain mengisi dan merawat tubuh mereka.
Baca juga :
Selain itu, mereka juga mengikuti akun olahraga dan kebugaran dan mencari inspirasi untuk gerakan baru untuk dimasukkan ke dalam Latihan. Dengan hanya satu latihan baru, hal itu akan membuat seseorang bangkit dari sofa.
Peter Cirolia, pelatih dan pemilik Balet Muscle di New York juga menjadikan sosial media sebagai motivasinya. “Saya melihat seseorang dengan tubuh yang baik dan saya berdiri di depan cermin dan membandingkan tubuh. Saya kompetitif dalam cara yang baik, jadi ini selalu berhasil untuk saya," katanya. 2. Mundur, Lalu Maju Cepat Terkadang saat Anda mengingatkan diri sendiri tentang masa lalu, Anda akan merasa lebih termotivasi untuk menatap masa depan. Pelatih dan pendiri Caliente Fitness, Jason Rosell mengatakan dia melihat foto-foto lama dirinya ketika kelebihan berat badan dan tahu dia tidak ingin kembali ke sana. Jadi, setelah membolak-balik beberapa foto lama, dia membayangkan dirinya sekarang dan tahu dia ingin mempertahankan tubuhnya saat ini. 3. Tak Perlu Banyak Berpikir, Mulai Saja Tidak usah banyak berpikir. Cirolia berkata pada dirinya sendiri bahwa dia hanya akan berjalan ke gym, mengenakan pakaian gym, dan menginjak treadmill atau hal yang sama ketika berolahraga di luar ruangan. Dalam situasi kita saat ini, kita dapat menjadi kreatif dalam berolahraga di rumah, trik ini semudah mengenakan pakaian olahraga Anda dan membuka aplikasi olahraga atau berjalan keluar dari pintu depan. Paksakan diri untuk berpakaian dan tempatkan diri Anda pada posisi untuk mulai berolahraga. 4. Buat Latihan Singkat Lebih Sulit Menunda-nunda latihan Anda atau menempatkan diri Anda pada waktu yang sulit dapat menjadi keuntungan. Semakin sedikit waktu yang Anda miliki, semakin cepat Anda harus bergegas untuk menyelesaikannya. Jadi, semakin Anda menunda latihan Anda, semakin sulit jadinya. Faktanya, banyak latihan interval intensitas tinggi (HIIT) didasarkan pada filosofi "less is more" ini. 5. Motivasi Diri Anda Dengan Latihan Baru Jika di akhir pekan anda merasa malas dan hanya ingin bersantai, tidak apa-apa. Masih ada cara untuk melakukan latihan, meskipun itu adalah kelas yoga yang selama ini belum pernah mengikuti. Selain itu, buat motivasi sesudah berolahraga akan melakukan apa. Misalnya makan es krim seperti disampaikan instruktur yoga Claire Fountain. “Mengetahui bahwa saya akan makan enak dengan beberapa teman setelah olahraga membuat saya terus berjalan karena rasanya saya memiliki rencana pagi atau sore yang harus dilakukan,” katanya. 6. Beri Hadiah Ke Diri Anda Sendiri Beri diri Anda hadiah yang lebih besar untuk tujuan jangka panjang. Pelatih pribadi yang berbasis di Boston Jessica Diaz mengatakan dia menggunakan metode "bank". “Saya selalu memiliki daftar tentang sepasang sepatu atau gaun yang saya inginkan. Kemudian saya membagi harga dengan jumlah hari tujuan saya ingin berolahraga minggu itu," katanya. Jika dia melewatkan latihan, dia harus menunggu sampai minggu depan dan memulai dari awal. 7. Punya Mantra Penyemangat Setiap orang memiliki mantra tersendiri agar bersemangat ketika berolahraga. Jika tujuan berolahraga adalah menurunkan berat badan 20 kg dan Anda ingin merasa bahagia, bangga pada diri sendiri, dan percaya diri pada tubuh, bunyi mantra bisa seperti ini: “Berat badan saya akan turun! Saya merasa bangga pada diri saya sendiri dan saya sangat percaya diri dengan tubuh saya! " Rifanfinancindo. Sumber : Liputan 6
Rifan Financindo - Semua orang perlu mengetahui bahwa terdapat ratusan bakteri yang hidup dimulut, karena itu semua orang perlu menyikat lidah untuk menjaga kebersihan mulut.
Seperti dikatakan asisten profesor klinis di departemen periodontik dan kedokteran gigi implan di Universitas New York, Vera W.L. tang, ada lebih dari 700 spesies bakteri berbeda hidup di mulut. "Bakteri ini ini tidak semuanya berhaya. Namun mereka bisa tumbuh dan berkembang biak di celah-celah sekitar papila, atau benjolan kecil, dan di permukaan lidah, ia menekankan jika hal tersebut dibiarkan maka akan membuat efek yang cukup parah," katanya, seperti dikutip Prevention.
Baca juga :
PT Rifan Financindo - Setiap makhluk hidup itu akan menua, termasuk manusia tapi menjadi sehat saat lanjut usia itu adalah pilihan. Dan sejumlah penyakit ini umum dialami para lanjut usia baik pria maupun wanita.
Dokter spesialis penyakit dalam dr Ester Morina Silalahi, SpPD, MKed (PD), FINASIM, mengatakan proses penuaan alias menjadi lanjut usia itu alamiah dan normal. Proses penuaan itu akan menjadi penuaan sehat atau penuaan sakit dipengaruhi banyak faktor dan kondisi kesehatan sejak janin. “Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh para lanjut usia adalah masalah kesehatan akibat proses penuaan, terjadinya kemunduran fungsi sel-sel tubuh (degeneratif) dan menurunnya fungsi sistem imun tubuh sehingga muncul banyak penyakit degeneratif, gangguan gizi (malnutrisi), penyakit infeksi, masalah kesehatan gigi dan mulut dan lain-lain,” kata Ester dalam buku Maukah Anda Hidup Sehat pada Lanjut Usia?
Baca juga :
Berikut beberapa penyakit yang sering dijumpai pada lanjut usia:
1. Hipertensi Penyakit ini bisa dialami lansia baik perempuan maupun laki-laki. Agar pengobatan hipertensi pada lanjut usia dapat berjalan optimal, Ester merekomendasikan untuk mengimbangi penerapan gaya hidup sebagai perilaku sehari-hari. “Batasi konsumsi garam, banyak makan sayur dan buah-buahan, melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari dan menjaga berat badan,” ujar Ester. 2. Diabetes melitus Prevalensi diabetes meningkat seiring bertambahnya umur. Menurut Ester, untuk pengobatannya tetap mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat kompleks dengan jumlah energi tertenti serta mempertahankan aktivitas olahraga ringan. 3. Pneumonia Gejala awal pneumonia, lanjut Ester, menurunnya nafsu makan, keluhan akan terlihat seperti nyeri di ulu hati. Keluhan lemas dan lesu akan mendominasi disertai kehilangan minat. “Gejala pneumonia pada orang lanjut usia tidak selalu berupa batuk, demam, sesak napas. Dalam pemeriksaan laboratorium, sering kali juga tidak muncul leukositosis (sel darah meningkat), namun hanya berupa peningkatan presentase sel darah tepi (sel segmen). 4. Gagal jantung kongestif Hipertensi, penyakit jantung koroner serta diabetes merupakan penyebabgahal jantung tersering pada usia lanjut. “Gagal jantung dapat dicetuskan oleh infeksi berat terutama di paru seperti pneumonia. Oleh sebab itu semua faktor yang meningkatkan risiko pneumonia harus diminimalkan,” jelas Ester. 5. Infeksi saluran kemih Gejala awal infeksi saluran kemih pada lansia, kata Ester, menyerupai infeksi pada umumnya. Yakni, berupa penurunan nafsu makan, keluhan seperti nyeri ulu hati, dan mual (sindrom dispepsia). Keluhan lemas dan lesu akan mendominasi disertai kehilangan minat. “Pada pasien perempuan lanjut usia sering air kemih berwarna keruh sampai bernanah. Perlu dilakukan pemeriksaan biakan urine dan uji resisensu sebelum diberikan antibiotik,” kata Ester. 6. Penyakit paru obstruktif kronik Penyakit paru obstruktif kronik bisa disebabkan beberapa penyakit, namun apapun penyebabnya harus diupayakan agar usia lanjut terhindar dari eksaserbasi akut, “Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan eksaserbasi antara lain infeksi saluran pernapasan oleh bakteri maupun virus influeza. Gangguan menelan, tersedak, hygiene gigi mulut yang buruk akan meningkatkan risiko masuknya kuman ke saluran napas,” jelasnya. 7. Osteoarthritis (OA) Salah satu penyakit degeneratif yang sering menyerang usia lanjut adalah osteoarthritis. Organ yang paling sering terkena adalah lutut, panggul, dan tulang belakang. “Karena penyakit ini tidak dapat disembuhkan maka pengobatan dengan menghilangkan keluhan nyeri sistomatik dan edukasi serta rehabilitas menjadi sangat penting,” kata Ester. PT Rifan Financindo. Sumber : Liputan 6
Rifanfinancindo - Ketegangan mata rentan terjadi selama masa pandemi COVID-19. Saat pandemi segala sesuatu mulai dari rapat, seminar, dan kegiatan online lainnya dilakukan secara daring dengan menatap layar baik ponsel maupun tablet.
Menggunakan mata untuk menatap layar selama berjam-jam tentu akan menimbulkan beberapa gejala seperti, pengelihatan kabur, sakit kepala, dan mata kering, dan berujung dengan asthenopia atau dikenal sebagai ketegangan mata, seperti dikatakan Samuel L. Guillory, seorang dokter mata dan profesor klinis oftalmologi di Mount Sinai School of Medicine di New York, Amerika Serikat.
Baca juga :
Jika sudah menyadari beberapa gejala ketegangan mata atau penglihatan menjadi kabur, Guillory menyarankan beberapa hal yang dapat membantu semua orang menghindari gejala ketegangan mata seperti dikutip dari Prevention.
Istirahatkan Mata Guillory menjelaskan, mengistirahatkan mata adalah salah satu cara terbaik untuk meredakan ketegangan mata. “Jika seseorang tidak sedang membaca atau menulis, tutup saja mata saat berbicara di telepon, hal ini mungkin dapat mengistirahatkan mata selama hampir satu atau dua jam setiap hari,” ucap Guillory. Perhatikan Pencahayaan Saat membaca dalam kegelapan, orang tersebut perlu memperhatikan pencahayaan yang ada. Guillory menyarankan untuk menggunakan cahaya lembut untuk memberikan kontras namun tidak menyilaukan mata saat membaca. Dan ia mengingatkan untuk tidak menggunakan lampu apapun yang dapat memantulkan kembali cahaya ke mata. Tingkatkan Intensitas Berkedip Ted Belheumer, seorang dokter optometri di Troy Vision Center, New York menjelaskan, dalam kondisi normal, seseorang dapat mengedipkan mata sekitar 15 kali dalam satu menit. Namun, saat menatap layar komputer, tingkat itu turun menjadi setengahnya, karena hal tersebut membuat mata terkena penguapan cairan yang lebih banyak. “Menyadari berkedip dapat membantu, ingatlah untuk menutup kelopak mata sesekali,” kata Ted. Selingkan Istirahat Saat Bekerja Jika seseorang menggunakan komputer selama 6 hingga 8 jam, seperti dikatakan Guillory, istirahatlah setiap 2 hingga 3 jam. Lakukan kegiatan lain, seperti membuat kopi, pergi ke kamar mandi, setidaknya Istirahatkan mata dari layar selama 10-15 menit. Gelapkan Layar Laptop atau komputer dapat mengirimkan cahaya secara langsung ke mata. Guillory menyarankan untuk menurunkan pencahayaan agar tidak terlalu terang pada layar laptop atau komputer. Gunakan Handuk Hangat Meir Schneider, selaku pendiri School for Self-Healing di San Francisco menyarankan untuk membuat teh hangat, lalu dinginkan sedikit, kemudian rendam handuk ke dalam teh yang masih hangat tersebut. “Berbaring dan letakkan handuk hangat di atas mata dalam kondisi mata tertutup, biarkan di sana selama 10 hingga 15 menit. Ini akan membuat ketegangan mata hilang,” kata Meir. Rifanfinancindo. Sumber : Liputan 6
Rifan Financindo - Long Covid menjadi salah satu fenomena yang harus diwaspadai oleh penyintas COVID-19, usai dirinya dinyatakan sembuh dari Virus Corona.
Dokter spesialis paru Agus Dwi Susanto mengungkapkan bahwa ada beberapa perbedaan antara gejala Long Covid dengan infeksi awal COVID-19 itu sendiri. "Kalau gejala Long Covid ini lebih banyak yang sifatnya kronik, sedangkan gejala COVID-19 adalah gejala akut," kata Agus dalam sebuah dialog dari Graha BNPB, Jakarta beberapa waktu lalu, ditulis Senin (7/12/2020).
Baca juga :
Agus, mengatakan, gejala COVID-19 misalnya seperti demam, batuk, pilek, atau sakit tenggorokan yang bersifat akut dan muncul dalam beberapa hari hingga beberapa pekan.
Selain itu, diagnosis COVID-19 juga ditegakkan melalui adanya riwayat kontak dengan pasien terinfeksi Virus Corona lainnya, serta hasil swab test PCR yang positif. Sementara, untuk Long Covid, seseorang harus terlebih dahulu dinyatakan sembuh dan negatif dari COVID-19. "Jadi, kalau kita mau menyatakan itu adalah Long Covid, pasien COVID-19 harus sembuh dulu, dan biasanya dari swab-nya negatif," kata Agus. Gejala Long Covid Agus mengatakan gejala Long Covid bisa menetap dan bervariasi. Namun berdasarkan beberapa riset yang dilakukan di China, Inggris, dan Amerika Serikat, ada beberapa beberapa gejala yang banyak ditemukan. "Sebagian besar gejala yang muncul, pertama adalah kelelahan kronik, jadi badan terasa lemah, letih, beberapa minggu sampai beberapa bulan masih lemas. Itu riset di Inggris sekitar 60 persen mengalami kelelahan tersebut," ujarnya. Gejala lain yang banyak dilaporkan adalah sesak napas atau napas berat. Agus mengatakan, hal ini karena COVID-19 juga berdampak pada paru dan jantung, yang berimplikasi pada napas terasa berat. Agus mengatakan, di beberapa riset persentase mereka yang mengalami sesak napas usai sembuh dari COVID-19 mencapai sekitar 42 persen. "Gejala yang lain adalah seperti nyeri sendi, nyeri otot, itu juga bisa muncul. Bahkan ada gejala psikologis yang dilaporkan seperti depresi pasca COVID-19." Beberapa gejala lain yang juga dilaporkan namun jumlahnya sedikit adalah masalah perut, serta gangguan pada indra perasa atau penciuman. Rifan Financindo. Sumber : Liputan 6
PT Rifan Financindo - Jumlah orang dengan obesitas semakin hari semakin meningkat, terutama pada anak-anak. Selain dapat mengakibatkan penyakit diabetes dan jantung, ternyata obesitas dapat meningkatkan risiko seseorang menderita penyakit ginjal seperti disampaikan Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia Jawa Barat Ria Bandiar.
“Kegemukan akan mengakibatkan obesitas, dan obesitas akan mengakibatkan banyak penyakit salah satunya adalah penyakit ginjal,” ujar Ria dalam keterangan resminya dalam situs RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jawa Barat. Pada orang obesitas, kata Ria, ginjal bekerja lebih keras menyaring atau memfiltrasi darah lebih banyak (hiperfiltrasi) untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh yang meningkat. Peningkatan peran fungsi ini dapat merusak ginjal dan meningkatkan risiko terjadinya penyakit ginjal kronik.
Baca juga :
Ria menuturkan data tahun 2014 menunjukkan adanya 600 juta usia dewasa dengan obesitas di dunia. Estimasi sampai tahun 2025, obesitas ini mencapai 18 persen pada laki-laki dan lebih 21 persen pada wanita di seluruh dunia, dan obesitas berat pada wanita dan pria masing-masing sebanyak 6 persen dan 9 persen.
"Pada negara tertentu bahkan obesitas mencapai lebih dari sepertiga populasi dewasa yang memberikan kontribusi signifikan terhadap buruknya derajat kesehatan serta tingginya pengeluaran biaya kesehatan setiap tahunnya," ungkap Ria. Penjelasan itu didukung oleh dokter spesialis gangguan terhadap sistem pencernaan dan organ hati Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Rudi Supriyadi. Rudi menjelaskan penderita obesitas mengalami risiko 83 persen lebih besar mengalami penyakit ginjal kronik daripada orang dengan berat badan normal. Tercatat enam ratus juta orang di dunia mengalami obesitas ungkap Rudi, dan 220 juta diantaranya adalah anak sekolah. Untuk orang Asia sebut Rudi, seseorang dinyatakan obesitas apabila indeks masa tubuh lebih dari 25 kg/m2 (untuk orang Asia), gangguan lemak darah (dislipidemia) serta lingkar perut lebih dari 90 centimeter untuk laki - laki dan lebih dari 80 centimeter untuk perempuan. "Mayoritas orang dengan penyakit ginjal terjadi pada usia 40 tahun keatas. Namun, beberapa tahun terakhir terjadi fenomena yang mengkhawatirkan, usia penderita penyakit ginjal semakin muda. Saat ini banyak anak-anak yang sakit ginjal dan terpaksa harus menjalani cuci darah secara berkala," terang Rudi. Cek Awal Lebih Baik Sekitar Rp50 Ribu Mengenali penyakit ginjal memang tidak terlalu mudah, karena pada umumnya penyakit ginjal tidak menimbulkan rasa sakit. Menurut Rudi, penyakit ginjal tidak mudah dikenali karena pada awalnya tidak ada rasa sakit. Untuk mendeteksi secara dini, sebaiknya setidaknya sekali dalam setahun memeriksakan diri ke dokter dengan tes laboratorium sederhana yaitu urine, ureum dan kreatinin. Biayanya, kata Rudi relatif terjangkau, sekitar Rp50 ribu. "Lebih murah mencegah daripada jika sudah sakit sulit mengobatinya dan biayanya sangat mahal. Gejala seperti jumlah urin harian yang berkurang atau berbuih, kencing berdarah, kencing berpasir serta hipertensi merupakan gejala awal yang mencurigakan terhadap penyakit ginjal kronik,” terang Rudi. Rasa nyeri yang terkait ginjal bisa berupa nyeri pinggang dengan penyakit ginjal karena batu ginjal, tumor dan infeksi. Sedangkan nyeri sekitar kandung kemih bawah lebih banyak menunjukkan pada infeksi saluran kemih. Cara untuk mencegah sakit ginjal yang diakibatkan oleh ginjal tentu saja adalah pola hidup sehat. Konsumsi makanan seimbang, olahraga teratur, istirahat cukup, kelola stres dan hindari merokok dan minuman beralkohol. Dokter subspesialis endokrinologi dan penyakit metabolisme RSHS Nanny Natalia M. Soetedjo menuturkan, yang jadi kendala dalam mengatur jumlah asupan makanan adalah menakar makanan sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh dan tidak menyebabkan obesitas. Padahal kata Nanny, sangat mudah untuk menakar makanan sehingga tidak ada alasan untuk makan berlebihan. “Saya menggunakan rumus yang mudah. Setiap makan, porsi karbohidrat adalah sekepalan tangan, tentunya kepalan tangan wanita dan laki-laki biasanya lebih besar laki-laki. Selanjutnya proteinnya dua per tiga telapak tangan, sayurannya satu raupan menggunakan kedua tangan, dan buahnya satu kepalan tangan dan minum 30 cc kali berat badan. Ukuran tersebut berlaku untuk satu kali makan ya,” sebut Nanny. Nanny menambahkan, selain pola konsumsi perlu diperhatikan juga pola aktivitas fisik atau olahraga. World Health Organization (WHO) menganjurkan dalam satu minggu minimal olahraga selama 150 menit yang dibagi kepada 3-5 waktu. PT Rifan Financindo. Sumber : Liputan 6
Rifanfinancindo - Vagina gatal umum dialami wanita. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan vagina terasa gatal, seperti iritasi akibat pisau cukur yang tumpul, atau sabun yang terlalu keras untuk kulit.
Namun, ada faktor lain penyebab vagina gatal yang perlu penanganan medis seperti, bacterial vaginosis atau infeksi menular seksual, seperti dikatakan ginekolog Mae K. Borchardt yang berpraktik di Houston Methodist Hospital, Texas. "Secara umum, saya tidak menyarankan orang untuk mencoba mengatasi sendiri gejalanya di rumah sebelum memeriksakan diri ke dokter, kecuali mereka yakin itu adalah kondisi yang pernah mereka alami sebelumnya, seperti infeksi jamur," jelas ginekolog Mae K. Borchardt, MD, dilansir laman Prevention.
Baca juga :
Rifan Financindo - Sebagai jendela dunia dan kehidupan, menjaga kesehatan mata haruslah menjadi prioritas utama setiap orang. Terlebih lagi di era masa kini, saat setiap orang banyak menghabiskan waktunya dengan layar digital. Dari orang dewasa sampai pelajar sekolah dan anak-anak, sekarang berkutat dengan layar ponsel, laptop, komputer dan televisi.
Selesai dengan urusan layar digital, mata masih harus bekerja untuk aktivitas sehari-hari yang membutuhkan konsentrasi dan kekuatan ekstra seperti memasak hingga berkendara. Untuk senantiasa menjaga kesehatan mata Anda praktikkan beberapa tips di bawah ini seperti dikutip dari berbagai sumber: 1. Makanan Sehat untuk Mata Kesehatan mata dipengaruhi oleh kesehatan sel-sel saraf dan juga pembuluh darah. Menjaga kesehatan itu bisa dimulai dari mengonsumsi makanan sehat yang mengandung asam lemak omega-3, lutein, zink, vitamin C, dan vitamin E yang diketahui baik untuk menjaga fungsi organ mata. Deretan kandungan gizi tadi bisa membantu melindungi mata dari katarak dan degenerasi makula.
Baca juga :
Jenis makanan yang bisa menjadi pilihan adalah sayuran hijau seperti kangkung, bayam, brokoli, dan sebagainya. Ikan salmon atau tuna adalah sumber omega-3 yang baik. Telur dan kacang-kacangan juga bisa menjadi pilihan. Lengkapi dengan buah seperti jeruk dan stroberi. Selesai makanan sehat, Anda perlu memastikan gaya hidup sehat, salah satunya dengan tidak merokok.
2. Atur jarak dan cahaya layar digital Kerap bekerja di depan layar digital seperti komputer dan laptop dapat membuat mata Anda cepat lelah dan kering. Untuk posisi, Anda bisa mengatur agar jarak antara layar dan mata Anda sekitar 50 – 60 cm. Lalu, gunakan layar penggelap atau atur kecerahan layar digital sehingga tidak terlalu memberatkan kerja mata Anda. Penerangan di ruang kerja Anda juga penting. Pastikan terdapat penerang ruangan atau lampu di atas layar atau kepala Anda. Bila mata terasa lelah, ambil waktu untuk mengistirahatkan mata. 3. Alihkan Pandangan Sejenak Agar tidak membuat mata cepat lelah dan kering, Anda dapat mempraktikkan aturan 20- 20-20 yang telah disepakati oleh para ahli sebagai cara untuk menjaga mata tidak terlalu ‘tersiksa’. Setiap 20 menit, istirahatkan mata Anda dengan melihat ke kejauhan sejauh 20 kaki (6 meter) selama 20 detik. 4. Pengguna Ponsel Atur cahaya dari layar agar tidak terlalu redup atau terlalu terang. Anda juga dapat memperbesar ukuran tulisan atau font pada gadget agar lebih mudah dibaca dari jarak 30–40 cm. Sama dengan pengguna komputer, Anda dapat mempraktikkan metode 20–20–20 untuk relaksasi mata. 5. Sering berkedip Tanpa disadari, orang jarang berkedip saat harus membaca atau mengetik. Anda disarankan untuk berkedip lebih sering untuk melembapkan mata dan menghindari gejala mata kering. Rata-rata satu dari tiga orang lupa berkedip saat bekerja. Akibatnya mata jadi gatal, kering, dan mengganggu penglihatan. Kedipkan mata setidaknya 10-20 kali dalam 1 menit. 6. Gunakan kacamata anti sinar UV Radiasi sinar matahari dapat menyebabkan katarak pada mata berkembang lebih cepat. Untuk itu, jika Anda berada di luar ruangan, gunakanlah kacamata surya yang melindungi Anda dari UV-A dan UV-B. Topi atau payung juga dapat membantu melindungi mata Anda dari sinar ultraviolet. 7. Rawatlah lensa kontak Anda Jaga kebersihan kontak lensa, selalu perhatikan kebersihan tangan saat memakai kontak lensa dan jangan memakai kontak lensa saat tidur. Gunakan cairan kontak lensa yang sesuai dengan perhatikan tanggal kadaluwarsa dari cairan dan kontak lensa Anda. Ada baiknya jika kamu menghindari pemakaian lensa kontak terlalu lama. Batas wajar pemakaian lensa kontak sendiri ialah 8 jam. Namun apabila merasakan mata kering kamu harus dengan segera meneteskan obat khusus lensa kontak. 8. Perhatikan dengan seksama rias mata Anda Untuk mempercantik penampilan banyak wanita yang membubuhkan riasan pada mata mulai dari eyeshadow, eyeliner, dan sebagainya. Pastinya menggunakan produk yang aman, peralatan riasan yang bersih dan steril. Bersihkan kembali riasan mata dengan seksama sebelum tidur. Kesehatan Mata Selain itu, perhatikan tanggal kadaluwarsa produk make up Anda, terutama make up bentuk cairan atau krim seperti misalnya mascara. 9. Jangan sepelekan keluhan mata Jika mata terasa gatal ataupun perih, Anda pasti akan reflek mengucek mata untuk mengurangi rasa gatal. Hati-hati, jangan terlalu sering ya karena itu tidak aik apalagi bila ada sesuatu yang mengganjal di mata. Cari cermin atau melihat dari layar kamera depan untuk melihat secara kasat mata yang terjadi dengan mata Anda. Untuk pertolongan pertama, Anda bisa bilas mata dengan air bersih atau dengan obat tetes mata sesuai keluhan. 10. Pemeriksaan mata secara rutin Seperti halnya pemeriksaan gigi, ada atau tidak ada keluhan, Anda disarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan mata setiap enam bulan sekali. Terlebih bagi Anda yang menggunakan kacamata maupun lensa kontak. Dengan cek mata secara rutin, bila ada gangguan pada mata maka bisa terdeteksi dini, sehingga bisa segera diberikan terapi yang tepat sebelum kondisi memburuk atau menimbulkan komplikasi yang mempengaruhi fungsi penglihatan. Untuk pemeriksaan mata secara rutin, Anda dapat mengunjungi rumah sakit dan klinik yang khusus menangani kesehatan mata. Mengusung slogan "Care with Experience", rumah sakit khusus mata juga melayani konsultasi kesehatan secara daring yang dikenal tele-oftalmologi dan diklaim pertama di Indonesia. Dalam layanan tersebut, pasien tidak perlu datang secara fisik ke rumah sakit atau klinik. Pasien cukup berkomunikasi dengan dokter melalui aplikasi tatap muka Zoom dengan perjanjian awal beberapa hari sebelumnya. Jika ingin datang langsung ke rumah sakit dan klinik, pastikan selalu mengenakan masker, jaga jarak dan dalam kondisi sehat. Rifan Financindo. Sumber ; Liputan 6
PT Rifan Financindo - Sebagian besar masyarakat menganggap diabetes sebagai penyakit tidak menular yang menakutkan. Alasannya karena bisa mengubah gaya hidup seseorang.
Menurut Spesialis Konsultan Endokrin Metabolik Diabetes SMF Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung Hikmat Permana, sebenarnya penyakit ini dapat dicegah dan dikendalikan. Hikmat menjelaskan pencegahan dan pengendaliannya tergantung tipe diabetes yang diderita. "Diabetes terbagi menjadi empat tipe yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2 serta diabetes saat hamil dan diabetes tipe lain. Dari keempat tipe tersebut, angka kejadian tertinggi adalah diabetes tipe 2," ujar Hikmat dalam keterangannya di situs resmi RSHS Bandung.
Baca juga :
Hikmat mengatakan diabetes tipe 2 inilah yang paling sering terjadi pada masyarakat. Baik laki-laki atau perempuan keduanya memiliki resiko yang sama terkena penyakit ini.
Pada diabetes tipe 2 lanjut Hikmat, insulin mempunyai respons yang lamban. Jika dalam kondisi normal tubuh akan mengeluarkan insulin saat kita makan berlebihan dan gula darah pun turun, maka tidak demikian dengan yang terjadi pada diabetes tipe 2. "Pada diabetes tipe 2 ini, saat kita makan, gula darah meninggi namun insulinnya masih tidak bekerja sehingga gula darah tetap tinggi. Hal inilah yang menjadi penyebab terjadinya komplikasi yang dapat mengenai semua organ tubuh, sehingga tak salah bila ada ungkapan bahwa penyakit ini sangat menakutkan," kata Hikmat. Komplikasi Diabetes Hikmat menerangkan, sebagian dari pasien yang datang ke dokter ketika sudah terjadi komplikasi. Seperti disaat kaki mereka terasa kaku dan sering merasakan kesemutan. Gejala diabetes tipe 2 ungkap Hikmat, seringkali tidak disadari oleh penderitanya. Gejala-gejala tersebut diantaranya adalah makan banyak, selalu haus, sering kencing dan berat badan turun. "Orang-orang yang beresiko terkena penyakit ini ialah mereka yang mempunyai riwayat keluarga yang terkena diabetes, minimal berusia 35 tahun, mempunyai riwayat hipertensi, berbadan gemuk dan pernah melahirkan bayi yang berat badannya tinggi," tutur Hikmat. Hikmat menegaskan deteksi dini adalah langkah cerdas untuk pencegahan terpapar diabetes. Seseorang yang diketahui menderita diabetes dapat langsung mendapat penanganan dan pengobatan. Diabetes Bisa Dikendalikan Apabila sudah terlanjur terkena diabetes, Hikmat meminta pasien jangan patah semangat. Karena penyakit ini dapat dikendalikan dengan cara menormalkan gula darah melalui memperhatikan asupan kalori makanan dan minuman, rutin berolahraga dan obat-obatan "Di Indonesia sendiri prevalensi penyakit diabetes memang lebih tinggi terjadi pada kelompok perempuan. Faktor- faktor yang ditengarai menjadi penyebab terjadinya hal tersebut diantaranya karena berhubungan dengan pola hidup," ungkap Hikmat. Hikmat menyebutkan pola hidup perempuan di Indonesia yang umumnya tidak bekerja, lebih banyak diam di rumah. Sehingga lebih banyak makan namun sedikit aktivitas dibanding laki-laki yang tidak bekerja. Faktor lainnya, karena perempuan mengalami kehamilan. Seperti yang sudah diketahui, kehamilan dapat meningkatkan resiko terjadinya diabetes. "Bila bayi yang dilahirkan diatas 3,5 kilogram, maka sang ibu dan si bayi beresiko menderita diabetes," ucap Hikmat. (Arie Nugraha) PT Rifan Financindo. Sumber : Liputan 6 |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
April 2021
Categories |