PT Rifan - Jerawat umumnya muncul saat masa remaja dan cenderung akan hilang seiring bertambahnya usia. Namun, ada pula jerawat yang muncul pertama kali di masa dewasa disebut jerawat dewasa atau adult-onset acne.
Selain makan makanan yang sehat, olahraga, dan tidur yang cukup cara lainnya adalah dengan menghindari kosmetik komedogenik. Dilansir dari OnHealth, wanita dianjurkan untuk menggunakan kosmetik bebas minyak sehingga tidak menyumbat pori-pori. Pasalnya, minyak yang mengendap di pori-pori dapat memicu munculnya jerawat. Kosmetik berbahan dasar air dapat menjadi alternatifnya.
Baca juga :
Namun, faktor lain juga bisa datang dari kuas rias. Kuas rias ataupun peralatan rias lainnya dapat menumpuk bakteri, miyal, dan sel kulit. Kontaminasi ini juga dapat menyebabkan jerawat.
Oleh karena itu, penting untuk membersihkan peralatan rias. Pembersihannya dapat dilakukan setiap minggu. Namun, perlu diingat agar tidak berbagi alat rias dengan orang lain untuk menghindari penyebaran bakteri atau bahkan penyakit kulit lain. Selain kosmetik, produk perawatan rambut juga dapat mengandung bahan yang dapat menyumbat pori dan menumbuhkan jerawat di daerah dahi, garis rambut, atau bagian belakang leher. Produk-produk seperti sampo, kondisioner, dan produk penataan rambut seperti hairspray, gel rambut, wax, dan pasta dapat menimbulkan jerawat. Penanganan Jerawat, Bisa Pakai Pil KB Pil KB dapat membantu mencegah timbulnya jerawat dewasa. Namun, pil ini tidak untuk semua wanita. Beberapa wanita disarankan tidak meminumnya karena justru akan meningkatkan risiko penyakit lain seperti, kanker payudara, serangan jantung, tekanan darah tinggi, dan pembekuan darah. Pil ini tidak disarankan bagi wanita di atas usia 35 tahun. Penanganan lainnya dapat dilakukan dengan mengganti seprai setiap minggu dan sarung bantal Anda setidaknya dua hingga tiga kali seminggu untuk membantu menjaga kulit tetap bersih. Disinfeksi ponsel secara teratur atau barang-barang lain yang bersentuhan dengan wajah juga dapat menghindari kambuhnya jerawat. Antibiotik topikal dan oral dan retinoid, serta agen penghambat reseptor steroid juga dapat digunakan dalam pengelolaan jerawat dewasa. Ada pula gel dan krim benzoil peroksida serta asam salisilat yang bisa didapatkan di apotek. Namun, berkonsultasi dengan dokter kulit akan memberikan lebih banyak resep perawatan. PT Rifan. Sumber : Liputan 6
0 Comments
PT Rifan Financindo - Alkohol memiliki dampak negatif pada saluran cerna. Secara keseluruhan, saluran cerna bukan hanya mencakup maag dan lambung.
Menurut Prof. Dr. dr. Murdani Abdullah, SpPD-KGEH dari Divisi Gastroenterologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) sebenarnya saluran cerna itu meliputi bibir, rongga mulut, tenggorokan, esofagus (pipa makanan dari mulut ke lambung), lambung, usus 12 jari, usus halus, usus besar, dan anus. Jika saluran cerna ini terpapar alkohol maka efeknya bermacam-macam, lanjutnya. Pada rongga mulut dan esofagus biasanya menimbulkan efek langsung berupa gangguan pada lapisan mulut (mukosa) baik pada lidah maupun esofagus. Gangguan ini biasanya berupa radang, robekan, atau pecahnya keutuhan dari dinding esofagus.
Baca juga :
Rifan Financindo - Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dr. Riskiyana Sukhandi Putra mengungkapkan seharusnya manusia aktif bergerak sejak usia muda sebagai bentuk investasi kesehatan.
“Investasinya sekarang, tidak bisa nunggu besok. Kita punya otot, punya tulang, kalau kita lakukan aktivitas fisik, kita sudah berinvestasi untuk masa depan,” kata Riski dalam rangka Hari Aktivitas Fisik Sedunia dan Hari Kesehatan Sedunia bersama Anlene. Sayangnya, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan sebanyak 33,5 persen penduduk Indonesia dengan usia di atas 10 tahun kurang aktivitas fisik atau menjalani gaya hidup sedentari. Padahal,aktivitas fisik dapat membantu tubuh terhindar dari penyakit.
Baca juga :
PT Rifan - Kalsium penting bagi kesehatan tulang, termasuk menghindari risiko osteoporosis. Namun, berdasarkan data International Osteoporosis Foundation (IOF) konsumsi kalsium masyarakat Indonesia masih sangat rendah, yakni di bawah 400 mg per hari.
“Ini rendah sekali karena mestinya di atas 1000 mg. Jadi kita sebenarnya punya produk (sumber kalsium) yang berlimpah, tapi ternyata belum banyak (konsumsi kalsium), ya,” ujar Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) dr. Bagus Putu Putra Suryana dalam diskusi daring bersama Anlene. Bagus menyebut bahwa kalsium dan vitamin D yang cukup itu sangat penting untuk kesehatan tulang. Selain itu, fosfor dan protein juga berperan penting. Menurutnya, Indonesia punya banyak sumber nutrisi tersebut.
Baca juga :
“Sumbernya berlimpah di Indonesia, dari makanan, dari lauk, dari sayuran, buah-buahan ini kaya dengan kalsium dan vitamin D. Kita punya tahu tempe, itu tinggi sekali dengan kalsium, vitamin D dan juga fitoestrogennya, demikian juga dengan produk-produk susu,” jelasnya.
Ia pun menambahkan bahwa paparan sinar matahari di Indonesia juga sangat berlimpah. Namun, kebutuhan akan vitamin D dan kalsium ini belum tersosialisasikan dengan baik. Perlu Aktif Bergerak Selain memperhatikan kebutuhan nutrisi, untuk menjaga kesehatan tulang dan mencegah osteoporosis, tubuh juga harus aktif bergerak, setidaknya 30 menit per hari dengan frekuensi 3 sampai 5 kali per minggu. “Aktif bergerak itu akan memberikan rangsangan kepada tulang untuk aktif juga, sehingga aktif bergerak itu akan menyehatkan tulang,” ungkap Bagus. Namun, hal ini perlu dilakukan tidak hanya pada lansia, tetapi juga anak-anak. Menurut Bagus, aktifitas fisik pada anak ditujukan untuk menjaga pertumbuhan tulang anak berjalan normal. Sementara, pada orang dewasa untuk menjaga kekuatan otot dan menjaga massa tulang. Pada usia lansia, aktivitas fisik lebih ditujukan untuk menjaga keseimbangan agar tidak mudah jatuh. Namun, bagi yang memiliki penyakit penyerta, lebih baik melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan tenaga medis. Bagus mengungkapkan, menurut hasil sebuah riset, lansia yang rajin olahraga dalam hal ini senam taichi, ternyata dapat mengurangi risiko terjatuh. “Kalau anak-anak, orang dewasa, terpeleset sedikit bisa berdiri lagi, tapi kalau orang lansia hati-hati karena bisa menimbulkan tekanan tulang belakang dan bisa menimbulkan patah pada tulang panggul,” papar Bagus. Pasalnya, penderita osteoporosis mudah sekali mengalami patah tulang karena terjatuh atau terpeleset. Efeknya, patah tulang dapat menimbulkan rasa nyeri, ketidakmampuan beraktivitas, perubahan bentuk, dan bahkan menyebabkan kematian pada kondisi yang berat. PT Rifan. Sumber : Liputan 6
PT Rifan Financindo Berjangka - Para peneliti dari University of Birmingham telah menemukan bahwa orang yang minum cokelat dari bubuk kakao dengan flavanol tinggi saat stres, pembuluh darahnya dapat berfungsi lebih baik. Hal ini dapat menurunkan kejadian kardiovaskular lanjutan seperti penyakit jantung atau stroke.
Dari hasil penelitian yang terbit di Jurnal Nutrients, ditemukan bahwa fungsi pembuluh darah tidak terlalu terganggu ketika para peserta meminum cokelat dari bubuk kakao dengan flavanol tinggi. Para peneliti juga menemukan bahwa flavanol meningkatkan aliran darah selama stres. "Flavanol sangat umum ditemukan dalam berbagai macam buah dan sayuran. Dengan memanfaatkan manfaat kardiovaskular yang diketahui dari senyawa ini selama periode kerentanan vaskular akut (seperti stres), kami dapat menawarkan panduan yang lebih baik kepada orang-orang tentang cara memaksimalkan pola makan mereka ketika stres,” kata Dr Catarina Rendeiro dari Fakultas Ilmu Olahraga, Latihan, dan Rehabilitasi University of Birmingham dikutip dari Science Daily.
Baca juga :
Stres dapat menyebabkan peningkatan langsung dalam detak jantung dan tekanan darah pada orang dewasa yang sehat dan juga mengakibatkan gangguan sementara pada fungsi arteri bahkan setelah masa stres berhenti.
Sebagai Strategi Diet Kakao sendiri kaya akan flavanol dan dapat menjadi strategi diet yang efektif untuk mengurangi gangguan sementara pada fungsi endotel setelah stres mental dan juga meningkatkan aliran darah selama stres. "Temuan kami penting untuk diet sehari-hari, mengingat dosis harian yang diberikan dapat dicapai dengan mengonsumsi berbagai makanan yang kaya flavanol, terutama apel, anggur hitam, blackberry, ceri, raspberry, pir, kacang-kacangan, teh hijau, dan kakao yang belum diolah,” terang Rendeiro. Menurutnya, hal ini berperan penting sebagai langkah untuk menjaga pembuluh darah orang-orang yang lebih rentan terhadap efek stres. PT Rifan Financindo Berjangka. Sumber : liputan 6
PT Rifan Financindo - Sistem kekebalan tubuh begitu dibutuhkan dalam menghadapi masa pandemi seperti saat ini. Makanan yang kita konsumsi pun perlu diperhatikan. Namun, sebuah penelitian baru-baru ini mempertanyakan dampak bahan pengawet makanan pada sistem kekebalan tubuh.
Sebuah studi baru-baru ini menilai efek berbahaya dari bahan kimia tambahan makanan dan zat kontak makanan pada sistem kekebalan tubuh. Studi ini membandingkan hasil pengujian toksikologi laboratorium (ToxCast) dengan data dari pengujian hewan sebelumnya dan studi epidemiologi. Hasil ToxCast dan data penelitian hewan yang tersedia memastikan bahwa pengawet makanan umum yang disebut tert-Butylhydroquinone (TBHQ) mungkin berdampak negatif pada fungsi sistem kekebalan.
Baca juga :
Studi tersebut menegaskan perlunya penelitian terbaru dan tinjauan Food and Drug Administration (FDA) menyeluruh dari bahan kimia tambahan makanan dan zat kontak makanan untuk menilai toksisitas sistem kekebalan dan melindungi keamanan publik.
Efek Imunotoksik Dikutip dari Medical News Today, berbagai bahan kimia umum disebut dapat merusak sistem kekebalan, menyebabkannya tidak berfungsi. Ini dikenal sebagai imunotoksisitas. Efek berbahaya ini mungkin bersifat sementara atau permanen. Efek imunotoksik yang mungkin terjadi meliputi:
FDA saat ini mewajibkan pengujian imunotoksisitas untuk bahan tambahan makanan. Namun, sebagian besar aditif makanan menerima persetujuan beberapa dekade yang lalu, dan FDA tidak mengamanatkan pengujian yang diperbarui pada aditif yang telah disetujui sebelumnya. Pengawet Makanan TBHQ adalah pengawet umum yang digunakan produsen untuk memperpanjang masa simpan produk mereka. Menurut Kelompok Kerja Lingkungan (Environmental Working Group / EWG), TBHQ ada di hampir 1.250 makanan olahan. Namun, bahan kimia ini memiliki efek imunotoksik pada hewan percobaan. Bahan kimia ini juga dapat larut dari pengemasan atau peralatan pengolah makanan menjadi makanan. Beberapa kantong, kotak, dan pembungkus makanan dilapisi dengan zat Per- polyfluoroalkyl substances (PFAS). Bahan berbasis PFAS juga umum digunakan pada lapisan antilengket pada peralatan masak, gasket pada peralatan pemrosesan makanan, dan plastik yang dapat digunakan berulang kali. Para peneliti menganalisis total 63 aditif makanan langsung lebih dari 10 label produk yang dijual di AS pada 2018-2020. Mereka juga secara khusus menilai sembilan PFAS yang teridentifikasi bermigrasi dari kemasan makanan ke makanan. FDATrusted Source memerlukan pengujian imunotoksisitas hanya untuk zat kontak makanan dengan paparan harian yang tinggi. Imunotoksisitas banyak aditif makanan dan zat kontak makanan sebagian besar belum diketahui. Ketersebaran data imunotoksisitas saat ini yang mendorong para peneliti dari EWG untuk melakukan penelitian dalam mengevaluasi efek imunotoksik dari bahan tambahan makanan dan zat kontak makanan yang umum. Mereka juga menilai kegunaan data ToxCast dalam skrining untuk imunotoksisitas. Penulis utama studi Dr. Olga Naidenko, Ph.D., wakil presiden EWG untuk investigasi sains, menekankan pentingnya penelitian ini. "Pandemi telah memusatkan perhatian publik dan ilmiah pada faktor lingkungan yang dapat memengaruhi sistem kekebalan. Sebelum pandemi, bahan kimia yang dapat merusak pertahanan sistem kekebalan terhadap infeksi atau kanker tidak cukup mendapat perhatian dari badan kesehatan masyarakat. Untuk melindungi kesehatan masyarakat, ini harus diubah," tegas Naidenko.PT Rifan Financindo. Sumber : Liputan 6
Rifan Financindo - Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) mengungkapkan, 5 efek samping yang paling banyak dilaporkan usai vaksinasi COVID-19. Efek samping pasca imunisasi tersebut rata-rata menghilang dengan sendirinya, tanpa pemberian obat.
"Laporan KIPI tertinggi lima besar, yaitu sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot, dan pusing," ungkap Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari saat temu media virtual pada Minggu, 4 April 2021. "Sebagian besar laporan yang masuk ke kami ya itu. Tapi semua (gejala) menghilang satu-dua hari tanpa pengobatan, kadang ada yang sampai diobati juga."
Baca juga :
Dalam penanganan KIPI, seluruh reaksi yang masuk ke Komnas KIPI akan dicatat dan ditelaah. Laporan yang masuk pun dari masing-masing Komite Daerah (Komda) KIPI. Penelaahan kasus KIPI juga melihat seberapa besar proporsi kejadian reaksi, misal demam yang dialami apakah cukup berat atau tidak.
"Buat teman-teman di Komda, gejala KIPI mudah diamati, lalu dibuat proporsinya seberapa besar. Jadi, yang namanya demam, pusing, bengkak, kemerahan ada berapa persentasenya, nah itu yang kami catat," jelas Hindra. "Kemudian kami juga melihat laporan yang masuk soal mual muntah. Ada juga reaksi bersifat lokal dari suntikan, di lokasi suntikan, misal pegal-pegal." Reaksi KIPI, Cermin Tubuh Respons Kekebalan Proporsi reaksi KIPI yang dilaporkan dapat memengaruhi keberlanjutan penggunaan vaksin COVID-19. Apakah dihentikan sementara atau tetap bisa dilanjutkan. "Vaksin kan mengandung zat-zat yang timbulkan reaksi ke tubuh. Reaksi yang kita sebut KIPI ini ada proporsi. Kalau ada demam, ternyata proporsi gejalanya berbeda dengan demam biasa begitu, nah itu harus dihentikan sementara dulu pemberian vaksin," terang Hindra Irawan Satari. "Istilahnya disuspend sementara. Lalu sambil kami menelaah. Kalau hasil kajian ternyata aman, penyuntikkan menggunakan vaksin COVID-19 yang dimaksud dapat kembali dilanjutkan." Laporan KIPI lain yang masuk ke Komnas KIPI, yaitu setelah disuntik, ada yang mengalami syok kolaps (syok anafilaksis)--syok yang disebabkan oleh reaksi alergi yang berat. Kondisi tersebut seluruhnya sudah mampu ditangani tenaga kesehatan di daerah. "Sudah sembuh semua," imbuh Hindra. KIPI, kata Hindra, merupakan reaksi yang wajar setelah divaksin. Itu mencerminkan tubuh merespons kekebalan. Ketika divaksin, tubuh kita diberikan suatu antigen. Reaksi KIPI yang dialami menunjukkan, vaksin berarti berkhasiat. Rifan Financindo. Sumber : liputan 6
PT Rifan - Kondisi kesehatan seseorang ketika memasuki usia senja sebenarnya dapat diprediksi melalui gaya hidup ketika masa muda. Bila rutin melakukan olahraga serta menjaga pola makan telah diterapkan sedini mungkin, bukan hal yang mustahil ketika sudah memasuki usia lanjut kondisi kesehatan kronis dapat dicegah.
Dilansir dari Pharmacy Times, studi terbaru dari Journal of American Heart Association, menemukan fakta bahwa diet sayuran dan makanan sehat lain yang dikombinasikan dengan olahraga teratur jadi kunci mendapatkan kesehatan metabolik optimal pada usia lanjut. Menjaga kesehatan metabolik pada usia lanjut menjadi sangat penting, agar terhindari dari risiko kardiometabolik. Terlebih lagi ketika menginjak usia lanjut.
Baca juga :
Kardiometabolik sendiri merupakan sindrom metabolik berupa sekelompok gangguan yang meliputi kelebihan lemak di sekitar pinggang, resistensi insulin, dan tekanan darah tinggi.
Dalam studi tersebut juga dikatakan bahwa kehadiran sindrom metabolik ini, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2. Aktivitas fisik yang direkomendasikan untuk dilakukan oleh orang dewasa minimal melakukan aktivitas fisik sedang selama 150 menit atau 75 menit per minggu, seperti berjalan atau berenang. Ditambah dengan pola makan sehat, target nutrisi, dan batasan diet. Temuan ini dapat dijadikan pedoman agar terhindar dari gangguan kesehatan saat ini dan dikemudian hari. “Para profesional perawatan kesehatan dapat menggunakan temuan ini untuk lebih mempromosikan dan menekankan kepada pasien manfaat dari diet sehat dan jadwal olahraga teratur untuk menghindari perkembangan berbagai kondisi kesehatan kronis di masa sekarang dan di kemudian hari," kata Vanessa Xanthakis, PhD, FAHA, Asisten Profesor Kedokteran dan Biostatistik. Semakin awal seseorang melakukan perubahan gaya hidup ini, semakin besar pula kemungkinan untuk menurunkan risiko penyakit terkait kardiovaskular di kemudian hari. PT Rifan. Sumber : Liputan 6
PT Rifan Financindo Berjangka - Sebagai penyakit yang prevalensinya masih tinggi di Indonesia, masyarakat harus sadar betapa pentingnya menjaga kesehatan demi mencegah tuberkulosis (TB/TBC).
Asyahidatul Muchlisah Fitriana, Dokter Konsulen Medis Laboratorium Klinik Pramita mengatakan bahwa gaya hidup sehat, menjadi salah satu yang bisa dilakukan agar masyarakat terhindari dari TB. "Menjalani hidup sehat sangat penting dilakukan, apalagi di era pandemi saat ini, karena dapat memberikan banyak sekali manfaat bagi kita semua," kata Fitriana dalam siaran pers yang diterima Health Liputan6, ditulis Selasa (30/3/2021).
Baca juga :
|
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
April 2021
Categories |